Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pembangunan Ekonomi - Pada 2050, Jumlah Lansia Diprediksi Capai 20% dari Populasi Indonesia

Waspadai Lonjakan Generasi Silver

Foto : ANTARA/BUDI CANDRA SETYA

AKSI BAGI SEMBAKO - Mahasiswa membagikan sembako kepada warga kurang mampu di Bali Desa Macan Putih, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (1/3). Aksi bagi sembako kepada lansia dan keluarga kurang mampu tersebut sebagai aksi konkret untuk membantu warga dalam di tengah kenaikan harga kebutuhan pokok.

A   A   A   Pengaturan Font

DEPOK - Indonesia perlu mewaspadai tantangan demografi ke depan seiring besarnya populasi penduduk berusia lanjut (lansia). Jika kesejahteraan mereka tak dipersiapkan dari sekarang, keberadaan generasi silver tersebut dikhawatirkan bisa mengganggu cita-cita mewujudkan Indonesia Emas pada 2045.

Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) menyatakan perlu mempersiapkan generasi silver (lansia) yang aktif dan sejahtera menuju Indonesia Emas 2045.

Peneliti senior di Lembaga Demografi FEB UI, Prof. Sri Moertiningsih Adioetomo, dalam keterangannya, Rabu (4/9), mengatakan seiring bertambahnya usia, lansia akan mengalami penurunan kapasitas fungsional yang diperparah oleh penyakit tidak menular akibat gaya hidup tidak sehat sejak dini.

Hal ini menimbulkan kebutuhan akan perawatan jangka panjang atau long-term care (LTC) yang mungkin memberikan beban signifikan bagi keluarga dan pemerintah. Biaya LTC mencakup medical cost, non-medical cost, caregiving cost, dan social cost lainnya.

Karena itu, Guru Besar FEB UI itu memberikan beberapa alternatif pembiayaan LTC, seperti sistem asuransi sosial, Universal Coverage Tax Funded System, dan Safety Net Tax-Funded System. "Kebijakan LTC di beberapa negara tidak selalu termasuk dalam cakupan jaminan kesehatan universal, sehingga negara seperti Jepang dan Korea telah mengembangkan skema asuransi sosial khusus untuk kebutuhan ini," jelasnya dalam seminar yang digelar Lembaga Demografi FEB UI bertajuk "Generasi Silver Aktif dan Sejahtera pada Indonesia Emas 2045".

Dia menambahkan contoh lain adalah Jerman, di mana klien LTC berkontribusi hingga 21,4 persen dari total biaya. Sementara itu, di Jepang, kontribusinya mencapai 10 persen.

Pada kesempatan sama, Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, menekankan pentingnya mendukung pertumbuhan usia produktif dengan kebijakan pemerintah yang komprehensif, mulai dari fase prenatal hingga usia lanjut. Keberhasilan dan upaya di masa produktif sangat mempengaruhi kualitas hidup di usia senja.

"Investasi di bidang pendidikan, kesehatan, perlindungan sosial yang adaptif, serta reformasi sistem pensiun memiliki peran krusial dalam mewujudkan silver demographic dividend yang berkelanjutan," ujar Suahasil yang juga merupakan alumni FEB UI.

Populasi Lansia

Jumlah penduduk lansia atau generasi silver di Indonesia diperkirakan akan mencapai 20 persen dari total populasi Indonesia pada 2050.

Generasi silver tidak lagi hanya dipandang sebagai kelompok yang bergantung pada bantuan, tetapi juga sebagai kontributor penting dalam masyarakat, baik sebagai konsumen dengan daya beli tinggi maupun sebagai tenaga kerja dengan pengalaman berharga. Namun, tantangan seperti rendahnya akumulasi kekayaan, diskriminasi usia, dan penurunan kesehatan tetap ada.

Karena itu, Lembaga Demografi merekomendasikan kelanjutan pembahasan RUU Kesejahteraan Lansia dan pembentukan unit khusus yang menangani isu-isu lansia secara komprehensif.

Sementara itu, Manajer Program Perlindungan Sosial untuk Indonesia di Organisasi Perburuhan Internasional, Ippei Tsuruga, menekankan perlunya memperkenalkan skema pensiun sosial yang menyediakan manfaat tetap bagi seluruh warga negara, guna mengatasi kesenjangan dalam akses manfaat pensiun, terutama bagi mereka yang tidak mampu berkontribusi secara konsisten.

"Reformasi ini diharapkan dapat menciptakan sistem perlindungan sosial yang lebih inklusif dan berkelanjutan, serta memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia," tutupnya.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top