Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Indikator Makroekonomi | Produksi Beras Minim sehingga Pasokan ke Pasar Berkurang

Waspadai Inflasi Pangan Saat Ramadan

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

"Kalau sekarang belum ada tambahan suplai beras maka harus impor beras, makanya pemerintah harus tingkatkan produksi agar pasokan ke pasar tidak berkurang," ucapnya.

Dalam kesempatan lain, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menegaskan kenaikan harga beras beberapa waktu terakhir dipengaruhi oleh beberapa faktor, meliputi kenaikan ongkos input produksi seperti pupuk, benih, sewa lahan, upah pekerja, dan lainnya.

"Kenapa harga beras tinggi? Karena delapan bulan terakhir defisit, jadi antara produksi dan konsumsi. Kalau lihat pada 2023 surplus hanya 340 ribu ton, sementara kebutuhan nasional itu 2,5-2,6 juta ton (per bulan). Pada saat produksi demikian persaingan mendapatkan GKP (Gabah Kering Panen) berebut di tingkat petani," ujar Arief Prasetyo Adi, tengah pekan lalu.

Arief memprediksi harga beras akan terkoreksi signifikan dalam dua hingga tiga pekan ke depan mengacu pada harga GKP di tingkat petani yang sudah mengalami penurunan.

"Harga GKP sedang mengalami penurunan secara bertahap sejak minggu kedua Februari 2024. Hari ini harga gabah kering panen di tingkat petani sudah sekitar 7.100 rupiah per kilogram (kg). Artinya, apabila harga gabah tersebut sudah turun dari 8.600 rupiah per kg ke 7.100 rupiah per kg dalam dua sampai tiga minggu harga beras akan terkoreksi signifikan," ujarnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top