Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Gejolak Harga | BMKG Prediksikan Potensi Curah Hujan Naik Sepekan ke Depan

Waspadai Inflasi Pangan Dampak Cuaca

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah perlu mewaspadai risiko inflasi pangan akibat dampak cuaca. Kendatipun inflasi secara umum tercatat melambat, namun fenomena cuaca yang tak menentu memberi ancaman khusus terhadap harga pangan.

Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Teuku Riefky, mengatakan Indonesia memang telah melewati tekanan besar pada tingkat harga yang diakibatkan sejumlah faktor musiman dan kemunculan El Nino.

"Tetapi, beberapa lembaga iklim memproyeksi kemungkinan terjadinya La Nina pada triwulan III-2024, dan hal ini dapat mengganggu produksi pertanian sehingga berpotensi memicu tekanan harga pangan," ucapnya kepada Koran Jakarta, Rabu (17/7).

Karena itu, dia menegaskan pemerintah dan Bank Indonesia (BI) perlu tetap waspada dalam merumuskan bauran kebijakannya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan tingkat harga domestik.

Ke depan, terangnya, selain tekanan inflasi impor akibat pelemahan rupiah dan antisipasi dampak musim La Nina, tekanan inflasi terbesar pada Juli 2024 diperkirakan berasal dari kenaikan musiman belanja pendidikan seiring dimulainya tahun ajaran baru.

Seperti diketahui, enam bulan memasuki pada 2024, inflasi umum melambat menjadi 2,51 persen (yoy) pada Juni 2024, turun dari 2,84 persen (yoy) pada Mei 2024. Hal ini menandai tingkat inflasi umum terendah dalam sembilan bulan terakhir dan berada di tengah kisaran target BI sebesar 1,5 persen hingga 3,5 persen.

Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga, menegaskan Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya menjaga stabilitas harga dan ketersediaan stok bahan kebutuhan pokok (bapok). "Beberapa harga komoditas bapok cenderung turun dan stabil," ucapnya saat meninjau Pasar Tenguyun di Tarakan, Kalimantan Utara, akhir pekan lalu.

Wamendag Jerry mengungkapkan ketersediaan stok bapok yang aman saat ini merupakan hasil kerja sama antara Kemendag, Badan Pangan Nasional (Bapanas), dan seluruh pemangku kepentingan. Kerja sama dan sinergi tersebut akan terus berlanjut untuk memastikan kebutuhan pokok masyarakat terpenuhi.

"Kementerian Perdagangan bersinergi dengan seluruh pemangku kepentingan. Sinergi dilakukan dengan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan Satuan Tugas (Satgas) Pangan, Kepolisian Negara Republik Indonesia(Polri) untuk memastikan ketersediaan bapok aman. Apabila ketersediaan stok aman, harga pasti akan normal," imbuh Jerry.

Potensi Hujan

Deputi Bidang Meteorologi, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Guswanto, mengatakan berdasarkan analisis cuaca terbaru dan pengamatan perkembangan kondisi cuaca dalam sepekan ke depan, masih terdapat potensi peningkatan curah hujan cukup signifikan di wilayah Indonesia, meskipun telah memasuki awal musim kemarau.

Sejumlah faktor yang mempengaruhi peningkatan curah hujan ini, meliputi aktivitas fenomena cuaca MJO, Gelombang Kelvin, dan Rossby Equatorial yang terdeteksi di sebagian wilayah Jawa, sebagian besar wilayah Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Papua. Selain itu, suhu permukaan laut yang hangat di perairan sekitar Indonesia turut berkontribusi dalam menciptakan kondisi yang mendukung pertumbuhan awan hujan signifikan di wilayah tersebut.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top