Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perkembangan teknologi

Waspadai Gelombang Kedua Disrupsi Digital

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Masyarakat diimbau untuk bersiap mengantisipasi gelombang kedua disrupsi digital. Pasalnya, pandemi Covid-19 telah mempercepat transformasi di era teknologi digital.

"Kita pun harus siap-siap menghadapi gelombang kedua disrupsi digital. Kita bisa melihat bagaimana gelombang disrupsi tersebut terjadi di Indonesia, apakah yang namanya transportasi, makanan dan minuman, ritel. Tetapi gelombang kedua disrupsi digital yang harus kita antisipasi sekarang ini apakah yang namanya fintech, healthtech, edutech, media tech, insurance tech. Ini yang memang kita saya rasa agak ketinggalan," ujar Menteri BUMN Erick Thohir dalam seminar daring di Jakarta, Sabtu (4/9).

Tentu di era disrupsi ini, lanjutnya, juga terdapat peluang sekaligus ancaman, dan kedua hal tersebut harus benar-benar diantisipasi. Kalau melihat dari segi bisnisnya pada 2005, banyak perusahaan besar dunia lebih berdasarkan sumber daya alam. Namun kalau melihat saat ini perusahaan-perusahaan yang masuk daftar 10 besar dunia, tujuh di antaranya merupakan perusahaan teknologi seperti Google, Apple, Microsoft dan sejenisnya.

"Itu yang kenapa sekarang pemerintah benar-benar coba mengelaborasi yang namanya hilirisasi ekonomi digital. Karena kita jangan terus kalah, apalagi pada momentum Covid-19 ini percepatannya luar biasa," kata Erick.

Indonesia sendiri, lanjut dia, memiliki potensi yang luar biasa dalam ekonomi digital. Kalau melihat PDB China sebesar 14 triliun dollar AS, Amerika Serikat sebesar 21 triliun dollar AS, dan Indonesia baru sekitar 1 triliun dollar AS.

Potensi Meningkat

Namun kalau ditarik ke 2045, di mana nantinya Indonesia menempati peringkat 4 ekonomi terbesar dunia maka PDB tersebut akan mengalami peningkatan. Kalau dibandingkan dengan Tiongkok yang memiliki 101 perusahaan rintisan atau startup unicorn dan Amerika Serikat 207 startup unicorn, maka Indonesia baru 5 startup unicorn.

Dengan demikian secara potensi jika dibandingkan secara apple to apple, potensi startup Indonesia bisa meningkat menjadi 25 startup unicorn dengan pertumbuhan PDB. "Ini yang saya harapkan juga tadi kita mulai membuka kepala dan mata kita bahwa era saat ini merupakan eranya teknologi. Jadi teknologi menjadi kunci ke depan bagi kita menuntun karier kita atau mentransformasi diri kita menjadi usahawan (entrepreneur) atau profesional," ujar Erick Thohir.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top