Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Industri Manufaktur | PMI Manufaktur Indonesia pada Agustus 2022 di Level 51,7

Waspadai Dampak Kenaikan BBM

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Selain menurunkan permintaan domestik akibat pelemahan daya beli masyarakat, kenaikan harga BBM subsidi dapat mendongkrak biaya produksi sehingga menambah beban bagi sektor industri manufaktur.

JAKARTA - Kinerja industri manufaktur nasional menunjukkan dalam kondisi baik seiring peningkatan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Agustus lalu. Namun, kinerja industri manufaktur dikhawatirkan melemah jika inflasi melonjak, terlebih di tengah rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Berdasarkan data PMI dari S&P Global menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia pada Agustus 2022 berada di level 51,7 yang lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yaitu di level 51,3. Indeks di atas 50 menunjukkan industri manufaktur mengalami ekspansi, sebalinya skor di bawah 50 mengindikasikan kontraksi atau pelemahan.

Ekonom S&P Global Market Intelligence, Laura Denman, menyebutkan pertumbuhan yang lebih jelas pada output dan total pemintaan baru menunjukkan kesehatan ekonomi di masa mendatang. Perusahaan juga menyebutkan kondisi permintaan yang lebih kuat.

"Tekanan harga akibat inflasi juga diharapkan terus berkurang karena dampak Covid-19 yang terus menurun. Namun begitu, kepercayaan bisnis secara keseluruhan menurun dari posisi bulan Juli," jelasnya, Kamis (1/9).

Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal, memperingatkan kenaikan BBM subsidi dapat mengganggu kinerja industri manufaktur nasional. Kenaikan BBM subsidi dapat menggerus daya beli masyarakat sehingga dapat menurunkan permintaan domestik.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top