Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Waspadai Bencana Hidrometeorologi

A   A   A   Pengaturan Font

Anomali cuaca dampak La Nina yang telah berlangsung mulai kuartal ketiga 2020, kini sedang berada pada tahap puncak. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) puncaknya ditandai dengan intensitas hujan yang sangat tinggi antara Januari dan Februari. "Untuk hidrometeorologi puncaknya pada Januari-Februari. Mohon kewaspadaan masyarakat," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

Ia menambahkan, sejak Oktober 2020, BMKG telah mengeluarkan informasi potensi bencana karena akan terjadi potensi curah hujan yang sangat tinggi. Kenyataannya, memang demikian sejak awal Januari 2021, sejumlah daerah mengalami curah hujan tinggi disertai banjir dan tanah longsor.

Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, Dodo Gunawan, mengungkapkan, masyarakat perlu mewaspadai peningkatan potensi bencana hidrometeorologi. "Januari-Februari memasuki puncak musim hujan, maka perlu ditingkatkan kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi," kata Dodo.

Saat ini ada beberapa fenomena cuaca yang harus diwaspadai, seperti MJO (Madden Julian Oscillation), serta fenomena lokal, regional dan global. MJO yang berkontribusi terhadap pembentukan awandan hujan menjadi indikator pergerakan sistem konvektifitas udara skala besar teramati sedang aktif di wilayah Samudera Hindia sebelah barat Sumatera.

Selain MJO, fenomena gelombang atmosfer (Kelvin Wave) kemarin cukup aktif di sebagian wilayah Indonesia timur pada periode 14-17 Januari 2021. Sedangkan angin Muson (Monsoon) Asia mengalami penurunan intensitas dalam sepekan terakhir. "Namun diperkirakan akan meningkat kembali dalam sepekan ke depan," kata Fenomena cuaca Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto.

Saat ini, suhu muka laut masih relatif hangat yang berpotensi melahirkan hujan lebat. Potensi intensitas sedang hingga lebat terjadi pada periode 16-21 Januari 2021, hampir di semua provinsi. Beberapa di antaranya terjadi banjir.

Curah hujan tinggi terjadi di Kalsel sehingga telah menyebabkan banjir di empat Kabupaten/Kota. Data BMKG tingkat curah hujan di Kalsel mencapai 270 mm per hari, sehingga masuk dalam kategori sangat ekstrem.

Curah hujan tinggi membuat sungai-sungai tidak mampu menampung air. Daya tampung Sungai Barito sebagai sungai utama normalnya 230 juta meter kubik. Namun kali ini dipaksa menampung sekitar 2,1 miliar kubik air, sehingga meluap.

Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jon Arifian menjelaskan, hujan ekstrem merupakan penyebab banjir Kalsel. "Pusat curah hujan tertinggi terletak di wilayah Kalsel bagian barat dan selatan," ungkap Jon Arifian.

Parsial

Banjir di Kalsel terjadi di sejumlah kabupaten/kota. Di provinsi lain bersifat parsial. Di Jateng, misalnya, banjir melanda Kabupaten Demak. Kemudian, di Babel terjadi di Tanjung Pinang. Jabar mengakibatkan banjir di Kabupaten Bandung dan Indramayu. Di Jatim banjir terjadi di Kabupaten Gresik.

Berdasarkan data BMKG pada Dasarian (10 hari) III Januari 2021 antara tanggal 14 dan 21 terdapat daerah dengan potensi banjir menengah. Di antaranya, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta.

Pada beberapa hari ke depan akan terjadi pertumbuhan awan konvektif kumulonimbus yang disebabkan proses konveksi akibat pemanasan radiasi surya. Awan ini bercampur dengan awan konvektif lain membentuk tingkat kerapatan Occasional (OCNL) sekitar 50-75 persen di beberapa wilayah.

Wilayah dengan pertumbuhan awan konvektif yang dapat menciptakan curah hujan tinggi di antaranya Aceh, Sumatera Utara, Samudera Hindia sebelah barat Sumatera, Sumatera Selatan, dan Lampung.

Selain itu, terdapat potensi pertumbuhan awan kumulonimbus dengan tingkat kerapatan Frequent (FRQ) di atas 75 persen di atas wilayah Riau, Kepulauan Riau, Perairan Natuna, Bangka Belitung, dan Perairan utara Kepulauan Halmahera. hay/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top