Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Waspadai Adanya Darah pada Kotoran

Foto : ISTIMEWA

deteksi usus

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA- Kanker kolorektal atau kanker usus besar saat ini banyak menyerang pasien usia muda. Pemicunya di antaranya adalah gaya hidup yang kurang sehat, agar bisa dideteksi secara dini maka disarankan untuk melakukan pemeriksaan.

Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Pusat, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FACP, menerangkan, di negara barat, kanker usus besar biasanya terjadi pada orang-orang di atas 50 tahun. Namun, di Indonesia kanker usus besar bisa terjadi pada orang-orang yang lebih muda terutama mereka yang berumur 40 tahunan.

Gaya hidup kurang sehat yang banyak dianut masyarakat menurut Aru menjadi faktor risiko terjadinya kanker usus besar. Merokok, mengonsumsi daging merah, minum alkohol, dan makanan makanan kurang serat adalah beberapa faktor pemicunya.

Dia menganjurkan orang-orang usia 40-an untuk melakukan kolonoskopi untuk mendeteksi adanya kanker usus besar. Dibandingkan kanker yang seperti hati atau paru, kanker ini lebih mudah diketahui. Salah satunya cara deteksi kanker kolon adalah dengan pemeriksaan tinja.

Ia menyarankan agar masyarakat perlu waspada jika menemui adanya darah pada tinja. "Biasakan intip kotoran, jangan sampai kecolongan ada darah dalam kotoran tapi tidak diperhatikan," kata dokter Aru dalam webinar dengan judul 'Apakah Semua Jenis Usus Besar Penanganannya Sama?' Sabtu (11/12).

Dia menganjurkan orang-orang usia 40-an untuk melakukan kolonoskopi untuk mendeteksi adanya kanker usus besar. "Kita upayakan supaya periksa kotoran sekali setahun untuk melihat apakah ada darah samar," katanya.

Aru mengingatkan semakin cepat diketahui makan penangannya akan semakin mudah. Apalagi perkembangan tumor menjadi kanker ini memakan waktu relatif lama dalam waktu antara lima hingga lima belas tahun sehingga perlu diwaspadai. "Jadi harus bisa mendeteksi lebih dini sehingga harapan hidup akan lebih baik daripada baru ketahuan dalam stadium lanjut," ujar dia.

Staf senior Divisi Hematologi Onkologi Medik, Departemen Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengingatkan untuk menyantap makanan-makanan berserat seperti buah dan sayur. Bagi mereka yang menyukai jus disarankan agar ampasnya tidak dibuang namun juga turut dikonsumsi agar seratnya bisa diserap oleh tubuh.

Makan berserat lain seperti agar-agar atau puding juga dapat menjadi pilihan santapan sehari-hari. Tempe yang mengandung probiotik juga disarankan demi kesehatan usus. Sementara khusus untuk minuman yang mengandung probiotik, dia mengingatkan untuk melihat kandungan gula di dalamnya. Jika terlalu tinggi disarankan untuk tidak dikonsumsi.

Lebih jauh ia mengatakan kanker usus besar, dahulu tidak termasuk dalam kanker yang banyak diderita. Namun seiring waktu posisinya terus meninggi dan saat ini telah menempati posisi keempat kejadian kanker di tanah air, di bawah mengikuti kanker payudara, serviks, dan paru.

Profesor Aru menjelaskan pengobatan yang sama ketika diberikan kepada pasien yang berbeda dapat menghasilkan respons yang bervariasi. "Pendekatan individual (personalized medicine) kepada pasien kanker usus besar dapat dapat memberikan hasil yang lebih baik pada pasien," kata dia.

Penyakit ini membutuhkan pembedahan sebagai terapi utama yang bisa mengatasi kanker secara tuntas. Sebanyak 60 persen masalah kanker usus bersar bisa diselesaikan dengan pembedahan. Namun demikian ketika stadiummnya meningkat maka penanganannya akan lebih sulit dengan angkat harapan hidup yang menurun.

DokterSpesialis Bedah dengan sub-spesialis dalam Gastroenterologi dan Hepatologidr, Ibrahim Basir, Sp.B-KBD, mengatakan pembedahan merupakan langkah awal yang dilakukan untuk menghilangkan tumor. Umumnya pembedahan akan dilakukan bersama pengobatan lain seperti kemoterapi dan atau radiasi. "Tapi, pembedahan itu bukan sekedar pembedahan, bukan cuma ngangkat kanker bukan cuma membuat tumor hilang, tapi kita juga mikir quality of life dari pasien," ujar dia.

Pemeriksaan kanker dapat dilakukan dengan biomaterial. Manajer Riset Divisi Tes Diagnostik In-Vitro dari Stem Cell and Cancer Institute Akterono Dwi Budiyati, S.Si, M. Biomed yang mengatakan saat ini tersedia biomaterial untuk deteksi kanker usus besar. Onco Panel Colorectal merupakan pemeriksaan biomarker komprehensif untuk usus besar.

Dari biomaterial ini terdapat 5 marker yang diperiksa, yakni KRAS, NRAS, BRAF, MSI dan Skor Imun. Hasil yang diperoleh komprehensif mencakup faktor prognosis, faktor prediktif dan kemungkinan adanya Lynch Syndrome.

"Serta interpretasi hasil mengacu pada pedoman penatalaksanaan kanker kolorektal internasional, sehingga penentuan terapi bersifat individual disesuaikan dengan karakteristik masing-masing pasien sehingga terapi yang diberikan pada pasien harapannya bisa memberikan efek yang optimal," ujar dia.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top