Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Waspada! Perhatikan Perbedaan Gejala Varian Omicron Pada Setiap Kelompok Umur

Foto : Pixabay/geralt

Ilustrasi Omicron

A   A   A   Pengaturan Font

Angka kasus virus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Varian Omicron yang dinilai lebih menular menjadi salah satu penyebab melonjaknya kasus Covid-19 secara masif baik di Indonesia maupun global.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menggolongkan varian Omicron sebagai varian yang menjadi perhatian atau variant of concern (VoV). Ini menambah jumlah panjang varian Covid-19 yang memiliki karakter mudah menular lainnya, seperti Alpha, Beta, Gamma, dan Delta.

Meski mayoritas kasus Omicron yang terjadi tidak mengalami kondisi yang buruk, varian ini tidak boleh disepelekan. Ini dikarenakan varian Omicron tetap menyebabkan kesakitan dan kematian.

Alhasil, diperlukan kewaspadaan diri terkait gejala virus Covid-19 khususnya varian Omicron pada setiap kelompok usia. Berikut, beberapa gejala Omicron yang harus diwaspadai.

Gejala Omicron Pada Balita

Dikutip dari Verywell Health, profesor pediatri di Rutgers-Robert Wood Johnson Medical School Maya Ramagopal mengungkapkan, gejala Omicron pada anak-anak serupa dengan yang dialami orang dewasa. Meski gejala yang timbul bagi sebagian orang tampak ringan, namun terdapat juga kasus dengan gejala berat, terutama orang yang belum divaksin atau pasien komorbid.

Gejala Omicron yang paling umum dialami oleh balita, yakni pilek, sakit kepala, demam, kelelahan, dan sakit tenggorokan. Tetapi, jarang ditemukan kasus anak-anak yang terinfeksi Omicron mengalami gejala kehilangan indera perasa dan penciuman.

Kemudian, balita yang terinfeksi Omicron kemungkinan akan mengalami batuk yang terdengar keras atau croup. Croup merupakan infeksi saluran pernapasan bagian atas yang memicu batuk keras.

Nantinya, kondisi tersebut disertai demam, serak, dan sistem pernapasan yang bekerja keras dan menimbulkan suara yang terdengar berisik. Keadaan tersebut bisa ditangani dengan pengobatan di rumah menggunakan obat rekomendasi dari dokter. Tetapi, jika gejala memburuk disarankan mencari bantuan medis untuk penanganan lebih lanjut.

Gejala Omicron Pada Anak-anak

Gejala Omicron pada anak-anak secara umum tidak jauh berbeda, namun tingkat keparahan yang ditimbulkan bisa lebih parah dibanding orang deawasa. Sebab, sebagian besar anak-anak masih terlalu muda untuk divaksin.

Adapun gejala-gejala Omicron yang sering muncul pada anak-anak, seperti kelelahan, sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek dan bersin-bersin, demam, serta batuk.

Selain itu, ada juga gejala ringan lainnya yang menyertai infeksi Covid-19 varian Omicron pada anak seperti mual dan diare. Adapun gejala yang wajib diwaspadai yakni sesak napas, bibir menjadi biru, dan kejang. Ini menjadi kategori terparah gejala Omicron pada anak-anak.

Gejala Omicron Pada Orang Dewasa

Ditulis University of California Davis Health, sejauh ini gejala Omicron menyerupai varian lainnya. Gejala Omicron cenderung lebih ringan dan tidak menyebabkan gejala berat seperti pneumonia yang mengharuskan pasien rawat inap di rumah sakit.

Secara umum, gejala Omicron bagi orang dewasa, seperti batuk, pilek, demam, kelelahan, sakit tenggorokan sakit kepala. Orang dewasa yang terjangkit varian Omicron juga jarang mengalami kehilangan penciuman dan perasa.

Gejala Omicron Pada Lansia

Gejala Omicron pada lansia yang sering muncul seperti batuk, pilek, demam, sakit kepala, lelah, dan sakit tenggorokan. Jarang terjadi pasien Omicron bergejala sesak napas dan kehilangan penciuman dan perasa.

Namun, ada tiga gejala yang lebih sering muncul pada varian Omicron dibanding Delta, sepert mual, keringat di malam hari, dan sakit punggung bagian bawah. Untuk itu, perlu diperhatikan lebih karena lansia tergolong kelompok rentan terkena gejala yang lebih berat. Ini karena kondisi tubuh lansia yang lemah dan mudah sakit.

Tak hanya itu, lansia yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid dan terkena Omicron disarankan untuk dirawat di rumah sakit. Ini bertujuan agar mendapatkan pemantauan lebih ketat dan menghindari komplikasi lebih lanjut.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top