Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kinerja Perseroan - WSKT “Road Show” ke Luar Negeri untuk Divestasi Sejumlah Ruas Tol

Waskita Karya Targetkan Pendapatan Rp54,13 Triliun

Foto : ANTARA/Yulius Satria Wijaya

Sejumlah kendaraan melintas di jalan Tol Bogor, Ciawi, Sukabumi (Bocimi) seksi I yang telah beroperasi di Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Kamis (3/1/2019). PT Waskita Karya (Persero) menargetkan pembebasan lahan Tol Bocimi seksi II-IV rampung pada pertengahan 2019 mendatang sehingga perseroan bisa menyelesaikan konstruksi sampai Sukabumi di pertengahan 2020.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) menargetkan pendapatan usaha pada 2019 mencapai 54,13 triliun rupiah menyusul kinerja positif sepanjang 2017 dan 2018. Direktur Keuangan dan Strategi Waskita Karya, Haris Gunawan, menjelaskan Perseroan berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar 45,21 triliun rupiah pada 2017 dan menargetkan bisa meningkat hingga 10 persen pada 2018.

"Kami targetkan tahun 2018 tumbuh 10 persen, tapi saya belum bisa sebutkan angkanya karena masih dalam proses audit, tapi pasti naik. Tahun depan (2019) kami punya target 54,13 triliun rupiah," kata Haris di Jakarta, pekan lalu (4/1) Haris menuturkan, dari pendapatan usaha tersebut, Perseroan menargetkan laba bersih pada 2019 sebesar 4,1 triliun rupiah.

Angka tersebut lebih rendah dari capaian tahun 2018. "Per Desember 2017 laba kami mencapai 4,2 triliun rupiah. Pada September 2018 laba kami sudah mencapai 4,3 triliun rupiah," jelas Haris. Direktur Utama Waskita Karya, I Gusti Ngurah Putra, menjelaskan target laba bersih cenderung turun lantaran ada sejumlah tol yang akan beroperasi.

"Untuk tol yang baru operasi kami harus mengalokasikan top up untuk operasinya karena seluruh utang tidak bisa lagi dikapitalisasi," katanya. Sepanjang 2018, perseroan juga telah menerima pembayaran atas proyek dan dana talangan tanah sebesar 36,75 trillun rupiah.

Pembayaran proyek tersebut diterima atas pembayaran Proyek Jalan Tol Batang-Semarang sebesar 5,75 triliun rupiah, proyek Light Rail Transit (LRT) Palembang sebesar 3,9 triliun rupiah, proyek Tol Pasuruan-Probolinggo sebesar 2,1 triliun rupiah, dan proyek Tol Salatiga-Kartasura sebesar 2 trillun rupiah.

Pembayaran juga diterima atas proyek Ruas Tol Terbanggi Besar-Kayu Agung (porsi VGF Tol Semarang-Batang) senilai 1,96 triliun rupiah, penerimaan proyek lainnya sebesar 18,23 triliun rupiah serta adanya pengembalian dana talangan tanah sebesar 2,8 triliun rupiah.

Terkait pengerjaan proyek, WSKT menargetkan bisa merampungkan tiga proyek utama pembangunan jalan tol pada 2019 yakni jalan Tol Trans- Sumatera, Jakarta-Cikampek II Elevated, dan ruas Pasuruan- Probolinggo. "Yang jadi target nasional dari Terbanggi Besar sampai ke Palembang. Persisnya sampai di Kayu Agung sepanjang 185 km. Pemerintah meminta top bisa dipakai masyarakat saat Lebaran," kata Putra.

"Road Show"

Pada kesempatan itu, Waskita Karya mengungkapkan akan menggelar road show untuk menawarkan sejumlah ruas tol yang rencananya akan didivestasikan pada 2019 ini. Opsi divestasi dipilih sebagai skema untuk menyelesaikan utang berbunga yang dimiliki perseroan. Secara total ada 18 ruas jalan tol yang dibangun dan dimiliki perseroan yang ditawarkan dalam aksi korporasi tersebut.

"Divestasi tahun ini minimal lima ruas tol," kata Haris. Haris menuturkan perseroan tengah melakukan lelang untuk memilih mitra konsultan asing yang nantinya akan membantu proses divestasi ruas tol. Ketiga calon mitra itu yakni Deloitte, Pricewaterhousecoopers, dan Ernst & Young. Konsultan terpilih nantinya akan memetakan investor dari negara mana yang tertarik membeli konsesi jalan tol yang dimiliki perseroan.

Haris menyebut aksi penjualan itu dilakukan secara berbeda karena konsepnya yang jemput bola. Sebelumnya, perseroan hanya menunggu investor yang tertarik untuk membeli konsesi. Konsep itu juga dilakukan di tengah kondisi tahun politik di mana banyak investor yang melakukan aksi wait and see.

"Kalau sebelumnya kita menunggu yang mau beli, tahun ini kami berencana mendatangi investor yang sudah didaftar oleh konsultan yang nanti kami tunjuk," katanya. Haris menambahkan sudah ada sejumlah investor yang memiliki potensi untuk membeli konsesi ruas tol seperti dari Dubai, Prancis dan Hong Kong. "Jadi kita langsung ke investor yang mau membeli," tuturnya.

Ant/yni/AR-2

Penulis : Antara, Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top