Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Washington DC Larang Penggunaan Sedotan Plastik

Foto : AFP/ERIC BARADAT

SEDOTAN PLASTIK l Tumpukan sedotan plastik disediakan untuk pelanggan di sebuah gerai makanan di Washington DC, Amerika Serikat, pada awal pekan ini. Mulai 1 Juli, Washington DC akan melarang penggunaan sedotan plastik.

A   A   A   Pengaturan Font

Kepedulian terhadap lingkungan hidup yang semakin meningkat telah mendesak Ibu Kota Washington DC untuk melarang penggunaan sedotan plastik yang merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari di Amerika Serikat (AS). Sebelumnya, larangan penggunaan sedotan plastik ini tak dihiraukan karena Ibu Kota AS ini merupakan tempat kelahiran dari objek yang amat sederhana ini.

Sedotan plastik diciptakan sejak seabad terakhir dan jutaan sedotan telah diproduksi di Stone Straw Building, sebuah pabrik di lingkungan perumahan Washington DC. Satu-satunya bukti sejarah soal penemuan sedotan plastik ini terlihat dari sebuah plakat peringatan yang ditempelkan di dinding di pabrik itu untuk menghormati Marvin C Stone, penemu dari sedotan kertas.

Konon Stone, yang menetap di Washington DC setelah terluka ketika berjuang untuk pihak Serikat dalam Perang Sipil, mendapatkan inspirasi untuk menciptakan sedotan sambil menyesap koktail favoritnya, mint julep. Pada saat itu, orang-orang kadang menggunakan jerami kering untuk menyesap minum, tetapi Stone menolak menggunakan jerami karena minuman yang ia sesap telah berubah cita rasanya.

Stone lalu mengkonversi mesing pelinting kertas rokok hingga pada akhirnya terciptalah sebuah sedotan kertas. Temuannya itu ia patenkan pada 1888 dengan tujuannya bahwa sedotan ciptaannya bisa menggantikan jerami yang lazim digunakan untuk obat-obatan dan minuman.

Setelah hampir satu setengah abad kemudian, Washington DC menjadi kota besar AS kedua, setelah Seattle, yang melarang penggunaan sedotan plastik yang awalnya ditemukan dan dipopulerkan oleh Stone.

Larangan penggunaan sedotan plastik secara teknis efektif berlaku pada 1 Januari, tetapi dengan masa tenggang hingga 1 Juli agar memudahkan transisi penggunaan sedotan di industri restoran dan bisnis.

"Banyak bisnis masih menggunakan sedotan plastik dan tidak memiliki strategi," kata Kirk Francis, yang mengelola gerai makanan Tastemakers di bekas pabrik mayones yang bersebelahan dengan Stone Straw Building.

Sebagai pengusaha muda berwawasan lingkungan, Francis juga menghadapi dilema eksistensial selama bertahun-tahun saat ia meluncurkan "Captain Cookie and the Milk Man," sebuah truk makanan yang menjual makanan panggang dan produk susu. "Bagaimana Anda minum milkshake tanpa sedotan?" pikir Francis.

Francis telah mencoba untuk menggunakan sedotan logam, kertas yang mudah terurai, bahkan yang terbuat dari bahan berbasis sayuran. Sayangnya semua alternatif itu amat mahal atau tak sepraktis sedotan plastik. "Sampai saat ini saya belum menemukan solusi yang terbaik," aku Francis.

Francis pun mengakui bahwa sebagian besar pelanggannya tidak terlalu peduli dan mengatakan bahwa pelangganmya menginginkan sedotan yang berfungsi dengan baik. Jadi melarang orang untuk tak menggunakan sedotan tidak akan mudah. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top