Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Warga Sipil Terakhir yang Berada di Pabrik Baja Azovstal Akhirnya Dievakuasi, Tanda Mariupol Berhasil Diambil Alih Rusia?

Foto : AP Photo/Francisco Seco

Orang-orang yang Dievakuasi dari Mariupol Tiba di Pusat Penerimaan Pengungsi di Zaporizhzhia, Ukraina, pada Minggu (8/5).

A   A   A   Pengaturan Font

Warga sipil terakhir yang berlindung di bunker di bawah pabrik baja di kota pelabuhan Mariupol yang hancur di Ukraina tiba Minggu malam di Zaporizhzhia, kota besar yang masih dikuasai Ukraina.

Kantor berita AP menuturkan sepuluh bus membawa 174 pengungsi dari daerah Mariupol. Mereka termasuk lebih dari 30 dari 51 warga sipil yang dievakuasi pada hari terakhir dari pabrik baja Azovstal, di mana sekitar 2.000 pejuang Ukraina membuat apa yang tampaknya menjadi pertahanan terakhir mereka.

"Mengerikan di bunker.Air akan mengalir dari langit-langit. Ada jamur di mana-mana. Kami khawatir untuk anak-anak, untuk paru-paru mereka," kata Lyubov Andropova (69) yang telah berada di Azovstal sejak 10 Maret, seperti dikutip dari AP.

Andropova juga mengatakan penembakan terus menerus terjadi dan ada ketakutan bahwa bunker akan runtuh," katanya.

"Semuanya bergetar, kami tidak keluar," tambahnya.

Pabrik baja tepi laut adalah satu-satunya bagian dari Mariupol yang tidak berada di bawah kendali Rusia. Berkat terowongan terowongan dan bunker jauh di bawah tanah, banyak warga sipil telah memilihnya sebagai tempat teraman untuk berlindung dari penembakan tanpa henti dari kota pelabuhan yang sebelumnya berkembang pesat yang kini sebagian besar telah hancur.

Pengungsi lain, Dmytro Sviydakov mengungkapkan dirinya dan sekitar 50 sampai 60 orang lainnya harus meringkuk selama di Bunker. Penembakan yang semakin insentif juga menyasar area penyimpanan makanan yang terpaksa membuat para pengungsi mengais-ngais makanan dan mencarinya di loker pekerja.

Sviydakov berlindung di bunker bersama istri dan putrinya yang berusia 12 tahun, sejak 27 Februari. Perlu lebih dari dua bulan bagi mereka bisa pergi.

"Apa yang tidak bisa kamu lakukan ketika kamu tidak punya apa-apa!" katanya, sambil menunggu bus yang akan membawa pengungsi Azovstal ke akomodasi sementara di Zaporizhzhia.

Koordinator Kemanusiaan PBB Osnat Lubrani mengutarakan beberapa dari 51 orang yang dievakuasi dari Azovstal memilih untuk tetap berada di kota itu, terlepas dari kehancuran Mariupol yang meluas.

Sementara beberapa ratus warga sipil lain yang ingin bergabung dengan konvoi evakuasi dari daerah lain yang dikuasai pasukan Rusia harus tetap tinggal setelah Rusia dan Ukraina gagal mencapai kesepakatan tentang evakuasi mereka.

"Sangat memilukan melihat mereka menunggu dan tidak bisa bergabung dengan kami," kata Lubrani seperti dikutip dari AP.

"Secara keseluruhan dalam jangka waktu 10 hari kami telah mampu membawa total 600 orang dalam operasi jalur aman yang sangat kompleks, berisiko tinggi, dan sangat sensitif," kata Lubrani, seraya menambahkan bahwa PBB berharap dapat mengevakuasi lebih banyak warga sipil di masa depan.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top