Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik di Ukraina I Presiden Zelenskyy Serukan Barat Tingkatkan Bantuan Sistem Antimisil

Warga Sipil Mulai Mengungsi

Foto : AFP/MIGUEL MEDINA

Gempur Pasar I Petugas keamanan menghentikan pengendara saat terjadi serangan misil ke sebuah pasar di Kota Sloviansk di Ukraina timur pada Selasa (5/7). Gempuran dan gerak maju pasukan Russia mengakibatkan arus pengungsi dari warga sipil Ukraina di garis depan.

A   A   A   Pengaturan Font

SLOVIANSK - Evakuasi ribuan warga sipil di garis depan pertempuran di Ukraina berlanjut pada Rabu (6/7) setelah pasukan Russia bergerak maju ke arah Kota Sloviansk di Ukraina timur dalam kampanye mereka untuk menguasai wilayah Donbas.

Arus pengungsian terjadi setelah Sloviansk jadi sasaran pemboman besar-besaran dalam beberapa hari terakhir saat pasukan Russia bergerak maju ke barat.

"Dua puluh tahun hasil kerja saya semuanya hilang. Tidak ada lagi pendapatan, tidak ada lagi kekayaan," kata seorang warga Sloviansk bernama Yevgen Oleksandrovych, 66 tahun, saat ditemui di lokasi toko suku cadang mobil miliknya yang hancur akibat serangan bom yang menyasar sebuah pasar pada Selasa (5/7) lalu.

Wali Kota Sloviansk, Vadym Lyakh, mengatakan bahwa saat ini sekitar 23.000 orang masih bertahan di kotanya.

"Evakuasi memang sedang berlangsung. Kami membawa orang keluar setiap hari. Namun ada sekitar 23.000 penduduk tetap tinggal. Banyak dari para pengungsi dibawa dengan bus ke Kota Dnipro atau lebih jauh ke barat," ucap Lyakh.

Donbas timur sebagian besar terdiri dari wilayah Lugansk, yang hampir seluruhnya dikuasai oleh pasukan Russia, dan wilayah Donetsk di barat daya yang saat ini jadi fokus serangan Moskwa. Jatuhnya Kota Lysychansk di Lugansk ke tangan Russia pada Minggu (3/7) lalu, telah membebaskan pasukan Russia untuk bergerak maju ke arah barat yaitu ke Kota Kramatorsk dan Sloviansk di Donetsk.

Gubernur Lugansk, Sergiy Gayday, mengklaim bahwa pasukan Ukraina berhasil menahan pasukan Russia di perbatasan Lugansk serta Donetsk, dan bersikeras bahwa Russia tidak menguasai seluruh wilayah Lugansk, dengan mengatakan bahwa mereka belum mencapai perbatasan administratif.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, saat berbicara dalam pidato pada Selasa malam mengatakan bahwa dirinya akan terus menekan sekutu Barat untuk terus meningkatkan bantuan sistem antimisil setelah peringatan sirene udara terdengar meraung-raung di sebagian besar negara, termasuk ibu kota.

Kantor Paspor

Sementara itu dilaporkan bahwa dua kantor pertama yang menerbitkan paspor Russia dibuka di Donetsk, ibu kota wilayah separatis di Ukraina timur. Orang-orang di wilayah itu sebelumnya dapat mengajukan paspor Russia di Donetsk, namun harus melakukan perjalanan ke Russia untuk memperoleh paspor.

Prosedur untuk memperoleh paspor di kantor itu termasuk memindai sidik jari pelamar dan mengambil sumpah mereka untuk mematuhi UU Russia.

Presiden Russia, Vladimir Putin, sebelumnya telah meneken dekrit yang memudahkan prosedur memperoleh kewarganegaraan Russia bagi penduduk di republik yang secara sepihak memproklamirkan diri di Donetsk dan Luhansk pada April 2019, sehari setelah otoritas pemilihan Ukraina secara resmi mengukuhkan kemenangan Volodymyr Zelenskyy dalam pemilu presiden.

Langkah itu secara luas dipandang sebagai cara untuk menekankan pengaruh Russia di daerah-daerah yang dikuasai pemberontak.

Kepala Kementerian Dalam Negeri untuk Urusan Pelayanan Kewarganegaraan dan Migrasi Russia, Olga Rendorenko, mengatakan bahwa ada sekitar 3.500 orang per minggu mengajukan permohonan kewarganegaraan Russia di bawah program yang disederhanakan di wilayah Republik Rakyat Donetsk.

Penduduk Donetsk yang mengajukan atau sudah mendapat paspor Russia mengatakan, mereka berharap mendapat manfaat sosial yang lebih baik dan pensiun yang lebih tinggi karena memiliki kewarganegaraan Russia.AFP/VoA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top