Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Gempa Lombok - Presiden Akan Keluarkan Inpres Penanganan Gempa di NTB

Warga NTB Mengungsi ke Bali

Foto : ANTARA/Ahmad Subaidi

Retak Akibat gempa - Sejumlah orang melintas di areal parkir ruang tunggu yang retak akibat gempa, di Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur, NTB, Senin (20/8). Retakan areal parkir sedalam sekitar 1 meter tersebut akibat gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter yang mengguncang Lombok pada Minggu (19/8) malam pukul 22.56 Wita.

A   A   A   Pengaturan Font

>>Pengungsi trauma berada di rumah sehingga memilih untuk tinggal di pengungsian.

>>Gempa berkekuatan 6,9 SR, Minggu (19/8), pukul 21.56 WIB, mengakibatkan 10 tewas.

MATARAM - Gelombang eksodus masyarakat Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), kembali terjadi pascagempa bumi susulan berkekuatan 6,9 skala Richter pada Minggu (19/8) malam.

Bahkan, jumlah warga yang meninggalkan Kota Mataram menuju ke tempat aman, lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Sementara itu, korban gempa di Kabupaten Lombok Utara telah mengungsi hingga ke Kabupaten Jembrana, Bali, dengan menumpang di rumah saudaranya.

"Saya memutuskan ke Jembrana karena mencari tempat yang lebih aman," kata Chairul Umar, 25 tahun, pengungsi dari Pulau Gili Trawangan, Kabupaten Lombok Utara, yang mengungsi bersama istri serta dua anaknya ke Dusun Ketapang, Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana, Bali, Senin (20/8).

Chairul menambahkan, anaknya mengalami trauma akibat gempa setelah sempat beberapa hari hidup di pengungsian di Lombok Utara, akhirnya memutuskan pulang ke rumah ibunya di Kecamatan Ampenan, Kota Mataram.

Namun, karena pertimbangan keamanan serta mencari pekerjaan sementara, Chairul bersama keluarga akhirnya pindah ke Jembarana, Bali, pada Jumat (17/8) lalu.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Mataram, H Mohan Roliskana, mengatakan kali ini jumlah masyarakat yang meninggalkan rumah lebih besar dibandingkan gempa pada minggu pertama Agustus.

"Bahkan, jumlah masyarakat yang meninggalkan rumahnya untuk mengungsi kali ini lebih besar dan sporadis," kata Wakil Wali Kota Mataram, H Mohan Roliskana, di Mataram, Senin.

Berdasarkan data BPBD Kota Mataram, jumlah pengungsi pada 16 Agustus 2018 sebanyak 93.073 orang. Kini jumlah ini diperkirakan bertambah.

Inpres segera Diteken

Di Jakarta, Presiden Joko Widodo mengaku terus memantau penanganan bencana gempa bumi yang melanda Lombok. Bahkan, dirinya juga sudah menyiapkan Instruksi Presiden (Inpres).

"Saya ikuti terus, setiap menit. Tadi malam dapat informasi dari sana mungkin enggak tahu saya mau mengatur waktu lagi ke Lombok. Ini baru disiapkan Inpres," kata Presiden Jokowi di Istana Merdeka.

Sedangkan Sekretaris Kabinet (Seskab), Pramono Anung, mengatakan Inpres tersebut sedang difinalisasi. "Hari ini finalisasi. Mudah-mudahan (selesai), besok menghadap presiden," katanya.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan gempa berkekuatan 6,9 SR yang mengguncang Lombok dan sekitarnya pada Minggu (19/8) pukul 21.56 WIB mengakibatkan 10 orang meninggal dunia, 24 orang luka-luka, 151 unit rumah rusak (7 rusak berat, lima rusak sedang, 139 rusak ringan) dan enam unit fasilitas ibadah.

Dilaporkan juga, gempa berkekuatan awal 8,2 SR mengguncang Kepulauan Fiji disertai tsunami skala kecil pada Minggu (19/8). Ant/eko/ags/fdl/AR-2

Penulis : Antara, Agus Supriyatna, Muhamad Umar Fadloli

Komentar

Komentar
()

Top