Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kebutuhan Primer - Baru Ada Satu Menara Berisi 69 Unit

Warga Kota Tangerang Dapat Memiliki Rusun

Foto : ANTARA/HO-Pemkot Tangerang

Penjabat (Pj) Wali Kota Tangerang Nurdin (kanan) menerima serah terima kunci dari Direktur PUPR untuk Rusun Cipta Griya Kedaung Neglasari, Kota Tangerang, Kamis.

A   A   A   Pengaturan Font

TANGERANG - Warga Kota Tangerang sekarang dapat menempati rumah Susun (Rusun). Kini telah berdiri rusun Cipta Griya dan sudah bisa dimanfaatkan masyarakat. Rusun ini dibuat bareng Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Penjabat Wali Kota Tangerang Nurdin, Kamis, mengatakan rusun ini hasil kolaborasi pemkot dengan pemerintah pusat. Tujuannya, untuk membantu masyarakat dengan penghasilan rendah. "Syukurlah, dengan kolaborasi hasil kerjanya sudah terlihat. Rusun ini sudah dapat dimanfaatkan masyarakat Kota Tangerang," tandas Nurdin.

Peluncuran rusun ditandai dengan serah terima kunci dari Direktur Kementerian PUPR kepada Pj Wali Kota Tangerang. Ini dilakukan secara simbolis di Rusun Cipta Griya Kedaung, Jalan Iskandar Muda, Kedaung Baru Neglasari, Kota Tangerang.

"Kami berharap rusun ini dapat membantu masyarakat Kota Tangerang mendapatkan hunian layak dengan harga terjangkau," ujarnya. Dia juga mengajak masyarakat Kota Tangerang untuk menjaga dan merawat rusun agar berkelanjutan. "Jaga bangunan ini, supaya terus memberikan manfaat," ujarnya.

Pembangunan Rusun Cipta Griya Kedaung dimulai pada tahun 2022 dan rampung pada tahun 2023. Rusun terletak di Kedaung Baru, Kota Tangerang. Rusun memiliki satu menara dengan total 69 unit, empat di antaranya ramah disabilitas, berada di lantai dasar.

Cegah Kerdil

Pada kesempatan lain, Nurdin juga mengutarakan telah minta kepada Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) dan kader agar dapat lebih memasifkan sosialisasi, edukasi, serta pendampingan keluarga dengan anak stunting. "Perkuat dan perluas lagi pendataannya. Tolong dampingi serta diedukasi agar keluarga yang tidak terima anaknya dikatakan stunting menjadi paham," jelas Nurdin.

Dengan berbagai penjelasan, orang tua dapat terbuka. Maka, stigma negatif soal stunting segera hilang dan upaya penanganan pun bisa berjalan maksimal. Nurdin mengatakan ini saat membuka Rakor TPPS. Pada saat sama, Nurdin juga menandatangani komitmen bersama percepatan penurunan dan pencegahan stunting.

Nurdin menuturkan selama periode November 2023 stunting Kota Tangerang mencapai 6,2 persen (e-PPGBM). Tentunya hasil ini merupakan kerja keras seluruh pihak yang terlibat terutama para kader terjun langsung ke lapangan.

Meski menemui kendala dalam upaya penanganan stunting, tetap berjibaku menangani stunting. Salah satunya, stigma negatif tentang stunting pada keluarga sehingga cenderung membuat keluarga tersebut enggan atau menolak untuk dibantu karena kurangnya pemahaman tentang stunting.

"Kalau perlu nanti kita rumuskan suatu program yang lebih dapat menjangkau seluruh masyarakat, misalnya, Gerakan Balita Sehat sehingga masyarakat dapat lebih termotivasi karena ingin putra-putrinya sehat," tuturnya. Nurdin juga minta kepada TPPS serta pihak-pihak yang terkait untuk lebih serius lagi dalam upaya penanganan stunting di Kota Tangerang.

"Jangan terpaku pada penurunan persentase. Tapi mari ubah mindset, meski menurun kita tetap harus berpikir tidak baik-baik saja, sehingga bisa lebih terpacu lagi. Tidak hanya menurunkan angka stunting tapi bisa sampai zero stunting," ujarnya.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka, Antara

Komentar

Komentar
()

Top