Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Waduh! Covid-19 Semakin Merajalela, Harga Mie Instan Tembus 905 Ribu di Shanghai Selama Lockdown

Foto : AFP

Harga Sejumlah Pangan Melonjak Selama Lockdown Akibat Covid-19 di Shanghai, Tiongkok.

A   A   A   Pengaturan Font

Harga sejumlah kebutuhan pokok semakin melambung tinggi di tengah lockdown akibat Covid-19 yang berkepanjangan di Shanghai, Tiongkok.

Seorang warga bahkan dikabarkan harus membeli sekardus mie instan dan soda dengan harga mencapai 400 yuan atau setara Rp 905 ribu. Dirinya mengungkapkan mulai menyimpan makanan karena tidak ada tanda-tanda lockdown akan berakhir dalam waktu dekat.

"Saya hanya mencoba memasok persediaan Saya tak yakin berapa lama ini akan berlangsung," kata salah satu warga bernama Ma seperti yang dilansir dari AFP.

Tidak hanya Ma, warga lain yang tinggal di apartemennya di Puxi, Frank Tsai juga harus menyetok makanan untuk empat hari sesuai imbauan otoritas Shanghai. Namun, Tsai mengatakan porsi makanannya semakin sedikit selama tujuh hari setelahnya.

"Saya memikirkan pasokan makanan saya lebih dari yang pernah saya lakukan sebelumnya," kata Tsai.

Shanghai sekarang menjadi kota yang sunyi dengan keheningan. Sebagian besar dari 25 juta penduduk Shanghai berada di bawah perintah lockdown yang ketat mengamuk karena kekurangan makanan dan takut dites positif Covid karena akan ditempatkan di pusat karantina raksasa.

Pemilik anjing dikabarkan tidak dapat membawa hewan peliharaan mereka untuk jalan-jalan dan dipaksa melatih anjing mereka untuk buang air di baki dalam waktu yang singkat.

"Saya melatih anjing saya untuk buang air kecil dan buang air besar di dalam, tetapi sampai pada titik di mana, untuk menjaga diri saya tetap waras dan anjing saya tetap waras, saya membawanya turun pada pukul 3 pagi," kata salah satu pemilik.

Seorang warga lainnya, Leona Cheng juga mengungkapkan ketidaksukaannya atas karantina di Shanghai.

"Ini tidak beralasan dan tidak berkelanjutan," kata Leona Cheng, seorang mahasiswa di Shanghai.

Pihak berwenang kini tengah berjuang untuk menyediakan 130.000 tempat tidur yang cukup di rumah sakit darurat untuk orang-orang yang dites positif.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top