
Vaksin Pfizer untuk Jabodetabek
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Widyawati
Foto: Koran Jakarta/Muhamad MarupJAKARTA - Vaksin Pfizer dengan merek Comirnaty untuk masyarakat umum yang belum menerima vaksin Covid-19 secara gratis. Pada tahap awal, vaksin ini didistribusikan untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Tanggerang Selatan, dan Bekasi (Jabodetabek). Demikian disampaikan Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kemenkes, Widyawati, di Jakarta, Minggu (22/8).
"Prioritas pemberian untuk wilayah Jabodetabek karena sistem logistik yang kompleks dibanding jenis vaksin lainnya," ujar Widyawati. Dia menyebut, vaksin Pfizer membutuhkan penanganan dan penyimpanan khusus dan harus segera digunakan.
Widyawati menjelaskan, secara spesifikasi vaksin ini harus disimpan khusus di dalam tempat dengan suhu sangat rendah antara -90 hingga -60 derajat Celcius. Vaksin tersebut harus disiapkan oleh petugas kesehatan yang sudah dilatih menggunakan teknik tertentu dalam menangani rantai dingin.
"Ini termasuk cara mencairkan dan mengencerkan vaksin sebelum disuntikkan," imbuhnya.
Sebagai informasi, sebanyak 1.560.780 dosis vaksin Pfizer tiba di Indonesia Kamis lalu melalui skema pembelian langsung. Secara bertahap, 50 juta vaksin Pfizer akan tiba di Indonesia tahun ini melalui skema tersebut.
Jamin Keamanan
Jumlah tersebut tidak termasuk vaksin Pfizer yang akan didapatkan secara gratis melalui skema GAVI/Covax sebesar 4,6 juta dosis dalam beberapa pekan ke depan. Vaksin Pfizer telah memperoleh Emergency Use Authorization (EUA) dari BPOM pada 14 Juli 2021, sehingga bisa langsung disuntikkan kepada masyarakat.
Widyawati menekankan, meski terdapat beberapa jenis vaksin di Indonesia, jangan pilih-pilih vaksin. Pemerintah sudah menjamin keamanan dan khasiat vaksin Covid-19 yang digunakan saat ini. "Kembali saya tekankan, jangan pilih-pilih vaksin. Semuanya aman dan berkhasiat. Segera lakukan vaksinasi," tandas Widyawati.
Sementara itu, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban menegaskan, vaksin tidak bisa mencegah infeksi, sehingga beberapa negara masih mengalami lonjakan kasus. Tapi, vaksin bisa mencegah keparahan gejala termasuk kematian jika penerimanya terinfeksi.
Redaktur: Aloysius Widiyatmaka
Penulis: Muhamad Ma'rup
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 PTN Dukung Efisiensi Anggaran dengan Syarat Tak Ganggu Layanan Tri Darma Perguruan Tinggi
- 2 Kota Nusantara Mendorong Investasi Daerah Sekitarnya
- 3 Polri, BGN, dan Yayasan Kemala Bhayangkari Uji Coba Dua SPPG di Jakarta
- 4 Pemerintah Kabupaten Bengkayang Mendorong Petani Karet untuk Bangkit Kembali
- 5 Persik Takluk oleh Dewa United dengan Skor 1-2
Berita Terkini
-
Dua Sahabat Itu Terlelap di Puncak Cartenz
-
Studi: Tinggal di Lingkungan Panas Ternyata Bisa Percepat Proses Penuaan
-
Nyaman Sambut Ramadan, PLN Imbau Pelanggan Bayar Listrik di Awal Waktu
-
Kasus Pembunuhan Berencana di Subang Masuki Babak Baru, Polisi Ungkap Peran Anak Tiri dari Yosep
-
Pertamina Akan Libatkan Pihak Independen untuk Cek Kualitas BBM, tapi Masyarakat Masih Kecewa dan Ragu