Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 03 Nov 2020, 14:05 WIB

Unsur Rahasia di Balik Tinta Mesir Kuno

Foto:

Salah satu unsur yang membuat bangsa Mesir kuno dapat ditelusuri jejak dan dikagumi karena adanya tulisan-tulisan serta gambar-gambar yang berhasil ditemukan. Hal ini tidak lepas dari kemampuan membuat tinta canggih dan kertas menggunakan unsur-unsur serta teknik 'modern.'

Bangsa Mesir kuno telah menulis pada kertas sejak 3.200 sebelum Kristus. Mereka bukan hanya menciptakan tinta dari jelaga pembakaran, namun juga membuatnya dari bahan organik dan bahkan logam untuk menciptakan warna tertentu.

Kemampuan membuat tinta ini menarik perhatian para ilmuwan untuk menyingkapnya. Hasil analisis pada 12 pecahan (fragmen) kertas dari bahan papirus dari bangsa Mesir cukup mengagetkan. Mereka memakai kombinasi antara tinta merah dan hitam ketika menuliskan kata-kata pada kertas.

Peneliti mengambil sampel tinta pada kertas bertahun sekitar 100-200 sesbelum Kristus yang didapat dari perpustakaan Tebtunis Temple. Cara analisisnya dengan berbagai teknik radiasi sinkrotron, termasuk penggunaan sinar-X berkekuatan tinggi untuk menganalisis sampel mikroskopis.

Sinar X berguna untuk mengungkapkan komposisi unsur, molekuler, dan struktural tinta dengan detail yang belum pernah terjadi. "Dengan menerapkan teknologi tercanggih abad ke-21 untuk mengungkap rahasia tersembunyi teknologi tinta kuno, kami berkontribusi pada pengungkapan asal mula praktik menulis," kata fisikawan dari European Synchrotron Radiation Facility (ESRF) di Prancis Marine Cotte seperti dikutip Science Alert.

Tinta merah umumnya digunakan untuk menulis judul, instruksi, atau kata kunci. Merah kemungkinan besar diwarnai dengan pigmen alami dari oker. Pada warna yang ada para peneliti menemukan jejak besi, aluminium, dan hematit.

Yang lebih menarik, penemuan senyawa berbasis timbal dalam tinta berwarna hitam dan merah. Namun, timbal pada tinta bukan berfungsi sebagai perwarna seperti halnya besi, aluminium, dan hematit, tapi untuk tujuan teknis. Yaitu agar tinta terikat pada kertas dan tidak menyebar.

Dalam penelitian ini timbal membentuk lingkaran cahaya tak terlihat yang mengelilingi partikel oker. "Fakta bahwa timbal tidak ditambahkan sebagai pigmen, tetapi sebagai pengering menyimpulkan, tinta memiliki resep yang cukup rumit dan tidak dapat dibuat sembarang orang," kata ahli Mesir Kuno, dari Universitas Kopenhagen, Denmark, Thomas Christiansen.

Teknik menggunakan timbal sebagai agen pengering juga diadopsi Eropa abad ke-15 ketika lukisan minyak mulai bermunculan. Namun, yang lebih hebat, orang-orang Mesir kuno menemukan cara tersebut pada kira-kira 1.400 tahun sebelumnya.

Orang Khusus

Dalam analisisnya, Christiansen berasumsi, pendeta kuil yang menulis menggunakan tinta bukan orang yang mencampurkannya. Ada orang khusus bertugas mancampurkan beberapa bahan. "Kami berhipotesis bahwa ada bengkel khusus menyiapkan tinta," kata Christiansen.

Yang juga cukup menarik, persiapan tinta merah di dalam sebuah bengkel telah disebutkan dalam dokumen Yunani pada abad ketiga Kristus. Hal ini mendukung gagasan pencampuran tinta khusus di Mesir dan di seluruh Mediterania oleh orang tertentu.

Para peneliti merencanakan lebih banyak tes dan berbagai jenis analisis. Tetapi yang mereka temukan sejauh ini sudah menunjukkan instrumen ilmiah modern yang dapat membuka lebih banyak rahasia dari masa lalu, bahkan hingga tinta berwarna.

"Mikroanalisis berbasis synchrotron yang canggih telah memberi kami pengetahuan yang sangat berharga tentang persiapan dan komposisi tinta merah dan hitam di Mesir kuno serta Roma 2.000 tahun lalu," kata Christiansen. hay/G-1

Redaktur: Aloysius Widiyatmaka

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.