Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Uni Eropa Setujui Akuisisi Nippon Steel Atas Perusahaan Baja Amerika Serikat

Foto : ANTARA/Fauzan

Arsip - Pekerja beraktivitas di pabrik baja di Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (12/1/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

Brussels - Komisi Eropa pada Senin (6/5) menyetujui akuisisi United States Steel Corp. oleh Nippon Steel Corp. dari Jepang, serta meyakinkan bahwa kesepakatan tersebut tidak akan menimbulkan kekhawatiran persaingan karena posisi pasar perusahaan yang terbatas.

Kantor Berita Jepang, Jiji,menyampaikan bahwa akuisisi yang direncanakan telah disetujui oleh pemegang saham US Steel bulan lalu. Namun, serikat pekerja United Steelworkers menentang kesepakatan tersebut.

Presiden AS Joe Biden dan mantan Presiden AS Donald Trump, yang akan bertarung dalam pemilihan presiden pada November mendatang, juga bersikap berhati-hati mengenai kesepakatan tersebut.

Pada awal bulan ini, Nippon Steel mengatakan bahwa pihaknya telah memutuskan untuk menunda penyelesaian akuisisi hingga Desember dari September karena perusahaan tersebut menerima permintaan informasi tambahan dari Departemen Kehakiman AS.

Peninjauan yang dimaksud adalah peninjauan terhadap kesepakatan berdasarkan undang-undang antimonopoli AS.

Sebelumnya pada Maret lalu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyuarakan penolakan rencana akuisisi United States Steel Corp. oleh Nippon Steel Corp karena perusahaan baja tersebut dinilainya harus dimiliki secara domestik.

"Penting bagi kita untuk mempertahankan perusahaan baja Amerika yang kuat dan didukung oleh pekerja baja Amerika. Saya mengatakan kepada pekerja baja kita bahwa saya mendukung mereka, dan saya bersungguh-sungguh," kata Biden.

Pernyataan tersebut disampaikan Biden seiring dukungan serikat buruh yang semakin signifikan dalam upayanya untuk terpilih kembali sebagai presiden Amerika Serikat pada pemilihan di November mendatang. Hal tersebut kemudian hampir pasti akan mengubah rencana Jepang untuk membeli produsen Amerika Serikat 14 miliar dolar AS (Rp218,7 triliun) itu menjadi isu politik yang lebih besar.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top