Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ekonomi Kerakyatan

UMKM Kesulitan Bangun Ekosistem di Era Digital

Foto : Antara/Indrianto Eko Suwarso

Teten Masduki Menteri Koperasi dan UKM

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menghadapi tantangan dalam membangun ekosistem di era digital. Padahal, inovasi digital sangat penting bagi UMKM untuk mempertahankan bisnisnya di tengah kondisi pandemi saat ini.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam web seminar bertajuk Digital Economy dan Pemberdayaan UMKM: Tantangan Membangun Ekosistemnya, Rabu (8/7), mengatakan pemerintah berupaya optimal menyelamatkan UMKM dengan berbagai stimulus senilai 600 triliun rupiah, baik lewat bantuan sosial (bansos) ataupun bantuan modal kerja, agar bisa ekonomi bergerak kembali, juga menekan bertambahnya angka pengangguran dan tingkat kemiskinan.

"Pemerintah berusaha membangkitkan UMKM dengan berbagai cara karena di sana ada 60 juta pengusaha UMKM, belum lagi jumlah tenaga kerjanya," kata Teten.

Namun, dari semua UMKM yang terdampak, ada UMKM yang bisa bertahan dan tumbuh yakni UMKM yang sudah terhubung ke marketplace atau terkoneksi secara digital yang jumlahnya sekitar 13 persen dari seluruh pelaku UMKM di Tanah Air.

Menurut dia, mereka yang cenderung dapat bertahan adalah UMKM yang melakukan adaptasi bisnis dan inovasi produk, sesuai permintaan market yang baru.

"Orang sekarang lebih untuk mengkonsumsi makanan, minuman, kebutuan kesehatan, dan kebutuhan rumah tangga. Yang fashion berkurang. Tapi ada perajin batik jualan batik fashion ke daster, lakunya bukan main. Itulah inovasi dan adaptasi bisnis," kata Teten.

Menurutnya, kondisi UMKM saat ini berbeda saat krisis pada 1998, dimana UMKM menjadi pahlawan ekonomi. Namun, dirinya yakin saat ini UMKM masih bisa menjadi bantalan ekonomi nasional dengan stimulus yang diberikan pemerintah.

Selain stimulus, Kementerian Koperasi dan UKM saat ini juga terus mendorong digitalisasi di sektor UMKM, termasuk membangun database UMKM. Sebab, dia menambahkan saat ini database UMKM ada di 18 kementerian dan 40 lembaga terkait yang belum terintegrasi.

Modal Nekat


Sementara itu, Iqbal Farabi, wakil Komite Tetap Bidang UMKM Kadin Indonesia mengatakan, berkaca kepada sejumlah strategi UMKM mulai dari pembiyaan, perpajakan, pelindungan konsumen, pendidikan, sampai sumber daya manusia, sebagian besar UMKM bermodal nekat dan keluasan jaringan.

"Para pelaku ekonomi digital dan UMKM sudah siap masuk ke era sekarang. Tapi memang butuh sinergi antara Kementerian terkait, lembaga lain, supaya para pelaku ini bisa naik kelas. Ada prediksi di 2025 potensi ekonomi digital kita bisa sampai Rp200 triliun. Ini artinya, UMKM tak bisa lagi dilihat sebelah mata," katanya.

Baca Juga :
Lonjakan Permintaan

Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top