Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengembangan Usaha - Hingga 2022, Lebih dari 20 Juta UMKM Tergabung ke Ekosistem Digital

UMKM Harus Cepat Beradaptasi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Digitalisasi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terakselerasi selama pandemi Covid-19. Bahkan, peningkatannya lebih dari 100 persen. Seiring perkembangan teknologi yang makin cepat ke depan, UMKM perlu beradaptasi.

Staf Khusus Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Riza Damanik, menyebut lebih dari 20 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) telah masuk ke ekosistem digital sejak pandemi Covid-19 pada 2020.

"Sebelum pandemi, hanya 8 sampai 9 juta UMKM yang masuk ke ekosistem digital dan platform digital. Saat ini angkanya sudah lebih dari 20 juta UMKM yang masuk ke ekosistem digital," katanya dalam webinar ekonomi nasional yang dipantau di Jakarta, Minggu (22/1).

Kemenkop UKM menargetkan pada 2024 sebanyak 30 juta UMKM sudah terhubung dengan ekosistem digital yang berpotensi mempermudah UMKM mengakses pembiayaan dan pasar yang lebih luas. Untuk itu, pada 2023, Kemenkop UKM fokus mengembangkan UMKM di sektor riil khususnya sektor pangan yang tetap bertumbuh sekalipun di tengah pandemi, menyambungkan UMKM dengan usaha besar, dan mendorong UMKM sektor unggulan daerah.

Sebelumnya, Presiden Jokowi juga berharap 40 persen dari total belanja pemerintah atau sekitar 500 triliun rupiah dapat digunakan untuk menyerap produk-produk UMKM dan koperasi. Selain itu, 30 persen dari ruang infrastruktur publik, seperti bandar udara, stasiun kereta api, dan terminal bus, juga diamanatkan untuk dijadikan tempat berjualan produk-produk UMKM.

Kebut Target

Sementara itu, Lembaga riset Center of Economic and Law Studies (CELIOS) optimistis target pemerintah untuk mendigitalisasi 30 juta UMKM pada 2024 akan tercapai lebih cepat. "Kemungkinan target ini bisa tercapai di akhir 2023," kata Direktur CELIOS, Bhima Yudhistira, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurut Bhima, tak bisa dipungkiri bahwa pandemi telah mengakselerasi adopsi digital di Indonesia, termasuk oleh para pelaku UMKM.

"Padahal tadinya tidak terlalu fokus untuk melakukan digitalisasi karena misalnya saya punya warung dan pengunjung datang sendiri. Jadi untuk apa masuk ke dalam platform online," ujar Bhima. "Tapi, kondisi ekonomi (akibat pandemi) membuat pelaku UMKM mencari mana bahan baku atau barang yang akan dijual itu bisa memiliki harga yang paling kompetitif. Untuk mencapai kompetitif itu, mau enggak mau mereka cari semua lewat online, ujungnya ke sana," jelas dia.

Lebih lanjut, Bhima mengatakan perubahan perilaku konsumen juga menjadi salah satu faktor yang menuntun UMKM masuk ke ekosistem digital. Pasalnya, konsumen kini lebih memilih mencari dan membeli barang secara online dari ponsel daripada pergi ke toko offline.

"Order barang itu orang lewat platform online atau lewat WhatsApp, meskipun misalnya jaraknya cuma 100 meter. Itu tidak salah. Jadi mau enggak mau, pemilik usaha juga harus melek soal digital," kata Bhima.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top