Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Gernas BBI - Pada 2021, Tercatat 84,8 Persen UMKM Kembali Beroperasi Normal

UMKM Didorong Gabung ke Digital

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah terus mendorong aksi afirmasi Bangga Buatan Indonesia. Langkah tersebut dimaksudkan untuk mendorong peningkatan usaha para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

"Pemerintah senantiasa mendorong para pelaku UMKM untuk bergabung ke platform digital melalui program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI)," kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, akhir pekan lalu.

Hingga akhir 2020, tercatat sebanyak 11,7 juta UMKM on boarding ke bisnis daring dan diharapkan pada 2030 jumlah UMKM yang go digital akan mencapai 30 juta usaha.

Dari sisi UMKM, pemerintah terus berkomitmen mendukung agar UMKM semakin tangguh dan bisa naik kelas. Komitmen tersebut dapat dilihat melalui berbagai pelatihan, pembiayaan, hingga regulasi pemerintah yang berpihak ke UMKM.

Dukungan tersebut dilakukan karena UMKM memiliki peran sangat besar bagi perekonomian nasional, yaitu berkontribusi lebih dari 61 persen terhadap PDB Indonesia dan menyerap 97 persen total tenaga kerja nasional.

Selain itu, pemerintah juga terus mengeluarkan beragam kebijakan yang berpihak pada UMKM, seperti memberikan dukungan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR), Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM), subsidi bunga non-KUR, dan yang lainnya guna memastikan UMKM benar-benar pulih dan dapat naik kelas.

"Dengan demikian, UMKM Indonesia diharapkan dapat mulai bangkit. Pada 2021, tercatat 84,8 persen UMKM sudah kembali beroperasi normal. Selain itu, selama pandemi tercatat 40 persen UMKM menggunakan teknologi digital untuk memasarkan produknya dan merasakan adanya peningkatan pendapatan," ujar Airlangga.

Kurangi Impor

Dalam kegiatan Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia di Bali, Jumat (25/3), Presiden RI, Joko Widodo, meminta agar para menteri, kepala lembaga, hingga kepala daerah untuk mengurangi pengadaan barang impor dan mendorong penggunaan barang-barang dalam negeri dalam pengadaan barang di instansinya masing-masing.

Presiden juga menekankan pentingnya memacu pertumbuhan ekonomi nasional dengan memanfaatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, serta anggaran BUMN melalui penggunaan produk-produk dalam negeri.

"Kita tidak usah muluk-muluk, dibelokkan 40 persen saja dan itu bisa memacu pertumbuhan ekonomi kita. Barangnya kita beli barang di dalam negeri, berarti akan ada investasi, yang berarti juga membuka lapangan pekerjaan. Tadi sudah dihitung bisa membuka dua juta lapangan pekerjaan," tegasnya.

Presiden menargetkan hingga Mei 2022, anggaran sebesar 400 triliun rupiah dapat digunakan untuk pembelian barang dari dalam negeri. Presiden juga meminta Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) untuk menyediakan berbagai macam produk yang dibutuhkan oleh Pemerintah dalam e-Katalog. Selain itu, Presiden juga mengarahkan agar jajarannya mempermudah perizinan SNI bagi UMKM.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top