Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Umat Vihara Amurva Bumi Gelar Ritual Po Un

Foto : Istimewa

Vihara Amurva Bumi Gelar Ritual Po Un.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Ratusan umat Budha menggelar sembahyang Po Un, ritual sebagai ungkapan terima kasih karena telah melalui tahun yang baik dan tahun yang memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

Bersamaan dengan itu juga digelar perayaan menyambut tahun Kelinci, dan berharap kondisi masyarakat akan lebih baik lagi. Prosesi kegiatan berlangsung di Vihara Amurva Bhumi, Jakarta, Kamis (9/2).

Salah satu tokoh umat Tionghoa Lie Kok Tie mengatakan, ritual ini digelar rutin tiap tahun sebagai ungkapan rasa syukur atas apa yang dilalui tahun lalu dengan baik, sehat, dan sejahterah. Ia berharap, ke depan kondisi masyarakat Indonesia pada umunya akan lebih baik dalam suasana rukun dan harmonis.

"Biasanya, setelah Imlek ada yang namanya perayaan Cap Gomeh, dan kemudian dilanjutkan dengan persembahyangan atau upacara syukuran," kata Lie Kok Tie keterangan tertulisnya, Kamis (9/2).

Ia juga mengungkapkan, usai ritual Po Un juga digelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk Eksistensi Vihara Amirva Bhumi (Hok Tek Tjeng Sin) bagi Kerukunan dan Kemashalatan Umat.

Hadir sebagai pembicara sejumlah tokoh antara lain Pembimas Budha Kanwil kamenag DKI Jakarta Suwanto, Penyelenggara Budha Kemenag Jakarta Selatan Riyadi, Penyelenggara Budha Kemenag Jakarta Barat Jasman, Penyelenggara Budha Kemenag Jakarta Timur Pandu Dinata, dan Penyelenggara Budha Kemenag Jakarta Utara Mugiyanto.

Lie Kok Tie mengatakan, eksistensi vihara ini haruslah mengedepankan kemashalatan kepada umat. Untuk mewujudkan niat tersebut, Lie Kok Tie minta agar vihara dipimpin dengan manajemen yang baik, transparan dari umat untuk umat.

"Yang tak kalah penting, vihara ke depan harus go green - ramah lingkungan, artinya masalah lilin dan dupa harus diperhatikan sebaiknya seperti apa ke depannya," katanya.

Menurut Lie Kok Tie, apa yang menjadi masukannya itu merupakan upaya adaptasi apa yang dilakukan umat Buddha di luar negeri. Sejatinya, vihara atau tempat ibadah itu harus dapat menaejahterakan masyarakat di lingkungannya terlebih dahulu, dan jika berlebih maka perlu juga kepada masyarakat yang lebih luas.

"Vihara harus mengedukasi umat agar peduli sesama dan mengedepankan toleransi dalam suasana keberagaman dalam menyatukan bangsa. Harapannya kita di Indonesia ini harus menjunjung tinggi toleransi, menghindari unsur SARA dalam suasana keberagaman yang menyatukan bangsa," tutupnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top