Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Penyakit Menular

Uji Vaksin Covid-19 Inhalasi Tiongkok Masuk Tahap Akhir

Foto : JAVIER TORRES / AFP

VAKSIN HIRUP - Perawat memegang botol vaksin CanSino untuk melawan Covid-19 di Santiago, beberapa waktu lalu. Perusahaan Tiongkok, CanSino Biologics mengembangkan vaksin hirup atau inhalasi yang telah memasuki uji klinis tahap akhir.

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Sebuah vaksin Covid-19 hirup atau inhalasi yang dikembangkan perusahaan Tiongkok, CanSino Biologics, baru-baru initelah memasuki uji klinis tahap akhir. Hasilnya, dengan data yang menunjukkan vaksin tersebut memenuhi syarat untuk diajukan dalam penggunaan darurat di Tiongkok.

Anggota Komite Nasional Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok, Zhu Tao, mengatakan vaksinasi Covid-19 di masa depan akan berganti dari "jab" dengan "huff", dan prosedurnya sesederhana menyeruput secangkir kopi".

"Pengguna menghirup napas dalam-dalam dari cangkir yang berisi aerosol vaksin, menahan gas selama sekitar lima detik, dan mengembuskannya perlahan. Seluruh proses memakan waktu sekitar 10 detik dan sama sekali tidak menimbulkan rasa sakit, sehingga ideal untuk individu yang takut jarum," katanya.

Zhu mengatakan data klinis menunjukkan bahwa vaksin yang dihirup itu aman dan dapat memberikan perlindungan luas terhadap virus korona penyebab Covid-19, termasuk jenisnya yang bermutasi.

Menurut Zhu, karena virus pernapasan biasanya menargetkan paru-paru dan saluran udara bagian atas, vaksin yang dihirup dapat meningkatkan respons kekebalan dalam sel yang membentuk selaput lendir di bagian tubuh tersebut, yang berfungsi sebagai garis pertahanan pertama melawan patogen.

"Perlindungan mukosa pernapasan ini adalah properti yang tidak dimiliki oleh vaksin yang diberikan melalui injeksi intramuskular," ujar dia.

Lebih Terlindungi

Zhu menambahkan, penelitian telah menunjukkan salah satu alasan utama di balik penularan tinggi varian Omicron adalah sangat efisien dalam menginfeksi saluran pernapasan bagian atas, sehingga seseorang yang menggunakan vaksin inhalasi akan lebih terlindungi dari virus semacam itu.

"Selain itu, vaksin inhalasi memerlukan dosis yang lebih rendah untuk mendapatkan respons imun," katanya.

Vaksin inhalasi yang sedang diteliti oleh CanSino didasarkan pada vaksin vektor Convidecia adenovirus untuk Covid-19, yang telah disetujui untuk digunakan di lebih dari 10 negara, termasuk Tiongkok, Pakistan, Meksiko, Cile, Indonesia, dan Malaysia.

"Versi inhalasi hanya menggunakan sekitar seperlima dari dosis injeksi konvensional," kata Zhu, membuatnya lebih mudah untuk diberikan dan lebih mudah diakses oleh orang-orang di seluruh dunia.

Dengan keunggulan tersebut, beberapa ahli di seluruh dunia percaya vaksin inhalasi dapat menjadi game changer dalam pertempuran global melawan Covid-19.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), para peneliti di Amerika Serikat (AS), Kanada, Inggris, India, dan Jepang juga mengembangkan vaksin Covid-19 yang dihirup atau semprot hidung yang dirancang untuk melawan virus di saluran udara bagian atas.

"Namun, sementara obat inhalasi telah banyak digunakan untuk mengobati asma dan penyakit pernapasan lainnya, vaksin inhalasi adalah teknologi yang relatif baru, dan tidak semua vaksin dapat digunakan," kata Zhu.

Misalnya, vaksin yang memerlukan bahan pembantu yang mengandung aluminium, bahan umum untuk membantu vaksin menginduksi respons kekebalan yang lebih kuat, tidak cocok karena bahan pembantu tidak dapat diatomisasi menjadi partikel kecil dengan diameter kurang dari lima mikrometer atau lima per seribu milimeter.

SB/ST/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top