Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Uji Klinis Vaksin Merah Putih Dilakukan Pertengahan 2021

Foto : Koran Jakarta/Muhamad Marup

Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset Nasional Bambang Brodjonegoro.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Uji klinis Vaksin Merah Putih paling cepat bakal terlaksana pada pertengahan tahun ini. Sejumlah perguruan tinggi dan lembaga riset saat ini memgembangkan bibit vaksin Covid-19 buatan dalam negeri tersebut.

"Paling cepat uji klinis tahap satu itu, mungkin sesudah atau sekitar pertengahan tahun ini," kata Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Nasional, Bambang Brodjonegoro, di Jakarta, Kamis (28/1).

Bambang menjelaskan enam lembaga tersebut mengembangkan vaksin Covid-19 dengan platform dan waktu yang berbeda. Menurutnya, dari enam lembaga hanya tiga lembaga yang bisa menyelesaikan bibit vaksin dalam waktu cepat.

"Karena mulainya berbeda-beda maka ada kemungkinan dari enam ini, ada tiga yang kemungkinan bisa segera menyelesaikan bibit vaksin untuk diserahkan kepada Biofarma yaitu Eijkman, Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Airlangga Unair),"jelasnya.

Sebagai informasi Lembaga Bio Molekuler (LBM) Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Gadjah Mada (UGM), UI, Unair, dan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang mengembangkan vaksin Covid-19.

Eijkman, LIPI, dan UGM mengembangkan vaksin dengan platform protein rekombinan, Unair dan ITB menggunakan platform adenovirus, sedangkan UI dengan platform DNA, MRNA, dan virus like particle (VLP).

Tahap Produksi

Lebih jauh Bambang mengatakan lembaga riset dan perguruan tinggi hanya berperan dalam menemukan bibit vaksin. Proses selanjutnya dilakukan perusahaan farmasi untuk purifikasi, laluscaling updari bibit vaksin dan uji preklinik.

Dia melanjutkan setelah tahapan tersebut terpenuhi baru bisa masuk tahap uji klinis. Sebelum uji klinis pun terdapat persyaratan, antara lain harus memilikiethical clearancehingga izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Jadi memang kendali waktu, setelah kami menyerahkan bibit vaksin. Katakan sekitar bulan Maret itu akan lebih banyak di sisi manufacturing," ucapnya.

Bambang menjelaskan untuk proses produksi tak bisa dibebankan sepenuhnya kepada PT Biofarma. Pihaknya akan mengajak perusahaan swasta juga harus ikut serta dalam produksi vaksin Merah Putih.

"Biofarma tidak bisa bekerja sendiri, karena itu kami juga akan mengajak perusahaan swasta untuk menambah kapasitas produksi," katanya.

Bambang menambahkan PT Biofarma ditargetkan memproduksi 250 juta vaksin tahun ini dan fokus pada platform inactivated virus dan subunit protein rekombinan. Menurutnya, swasta juga bisa memberikan opsi untuk platform vaksin Merah Putih yang saat ini belum bisa dikerjakan Biofarma agar bisa menambah kapasitas produksi.

"Tapi untuk (platform) DNA, RNA, maupun adenovirus, membutuhkan investasi baru yang kita harapkan bisa dikerjakan swasta," tandasnya. n ruf/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top