Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Bencana

UGM-Kemenhub Bangun 50 Rumah di Lombok

Foto : ISTIMEWA

Dekan Fakultas Teknik UGM, Nizam.

A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan membangun 50 rumah berbentuk cluster bagi korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Hunian transisi menuju permanen (Huntrap) ini merupakan salah satu upaya UGM untuk mendukung proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca rangkaian gempa yang menimbulkan kerusakan fisik yang cukup parah serta mengakibatkan ribuan warga kehilangan tempat tinggal.

"Prinsipnya adalah membuat hunian transisi yang cepat tapi kuat sekaligus bisa dikembangkan menjadi hunian tetap, menjadi rumah tumbuh," kata Dekan Fakultas Teknik UGM, Nizam, di Yogyakarta, Senin (27/8).

Ia mengatakan, dalam kejadian bencana besar, setelah tahap tanggap darurat, tahap berikutnya adalah merumahkan kembali para korban yang mengungsi. Dalam kasus gempa, proses ini menjadi lebih kompleks karena rumah para korban telah runtuh sehingga mereka tidak memiliki tempat untuk kembali dan tinggal dengan nyaman dan aman.

"Untuk membangun kembali rumah yang roboh perlu waktu yang tidak pendek, sementara kebutuhan hunian tidak bisa lama menunggu, belum lagi bila musim hujan datang," terangnya.

Tim Fakultas Teknik UGM mengembangkan konsep Huntrap, yaitu membuat rumah transisi yang nantinya bisa dikembangkan menjadi hunian tetap. Pembangunan tiap unit Huntrap, bisa diselesaikan dalam waktu 2 hari. Karena itu, hunian ini bisa menjadi solusi yang efektif untuk mempercepat proses rehabilitasi.

Usulan pembangunan hunian ini sendiri, kata Nizam, berkaca pada peristiwa gempa yang melanda wilayah DIY tahun 2006. Dalam kasus tersebut, untuk memenuhi kebutuhan transisi dibangun hunian sementara (huntara) yang dilakukan oleh lembaga-lembaga donor. "Saat itu sekitar 250 ribu huntara yang dibangun dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat. Namun huntara bersifat sementara sebelum hunian tetap selesai dibangun," jelasnya.

Huntrap yang dirancang oleh tim dari Fakultas Teknik UGM tersebut akan dibangun dengan struktur rangka baja yang banyak tersedia di pasar, yaitu berupa 2 baja canal CNP 100 ber-SNI yang ditangkupkan menjadi box, kemudian dirangkai menjadi balok dan kolom dengan modul sekitar 3 meter.

Proses pembangunan hunian percontohan dimulai pada Selasa (28/8) di lokasi KKN Peduli Bencana UGM di Desa Gumantar, serta di dua desa lainnya di Kabupaten Lombok Utara.

Berjalan Cepat

Sementara itu, Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi berharap pembangunan Huntrap bisa berjalan cepat. Ditargetkan, pada l 9 September bisa selesai 50 rumah. "Kita ingin masyarakat Lombok ini cepat bangkit dan kembali bekerja sebagaimana mestinya," ujarnya. YK/E-3

Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top