Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dampak Konflik Russia-Ukraina

UE Tangguhkan Aturan Pertanian Hijau untuk Ketahanan Pangan Global

Foto : JOHN THYS / AFP

Valdis Dombrovskis

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Komisi Eropa untuk sementara mengizinkan petani Uni Eropa (UE) menanam tanaman di lahan kosong yang saat ini dietapkan sebagai area fokus ekologis guna meningkatkan ketahanan pangan global. Kebijakan ini diambil sebagai dampak konflik Russia-Ukraina, seperti disampaikan pejabat UE di Brussel, Belgia, Rabu (23/3).

"Pengecualian dan pelonggaran sementara" ini bertujuan meningkatkan produksi tanaman pangan dan pakan guna meredakan hilangnya produk Ukraina di pasar global, menurut Valdis Dombrovskis, Wakil Presiden Eksekutif Komisi Eropa yang bertanggung jawab atas ekonomi yang bekerja untuk rakyat. Dombrovskis juga menjabat sebagai komisioner Eropa untuk perdagangan.

"UE merupakan adidaya pertanian dan kami akan memastikan petani kami mendapat dukungan penuh dari Komisi (Eropa) untuk merespons kebutuhan pangan global," kata Janusz Wojciechowski, komisioner Eropa untuk pertanian.

Para petani akan dapat menanam tanaman pangan atau pakan di lahan kosong seluas empat juta hektare UE pada tahun ini. Seluruh masalah teknis harus diselesaikan dalam tujuh hari ke depan agar para petani UE dapat memakai tanah subur tambahan itu secara tepat waktu untuk musim tanam selama musim semi, menurut Wojciechowski.

Membantu Petani

Guna membantu para petani UE, upaya pelonggaran tersebut disertai dengan paket dukungan senilai 500 juta euro untuk produsen-produsen Eropa yang paling terdampak akibat konflik di Ukraina, pembayaran langsung di muka pada Oktober untuk tahun berikutnya, langkah-langkah jaring pengaman pasar untuk pasar daging babi, serta fleksibilitas sementara pada persyaratan impor yang telah ada pada pakan ternak.

Hilangnya produk-produk pertanian Ukraina akibat konflik Russia-Ukraina yang tengah berlangsung dapat mengganggu pasokan makanan negara-negara berpenghasilan rendah di sejumlah kawasan seperti Afrika Utara dan Timur Tengah, yang sangat bergantung pada impor gandum.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top