Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Turun tapi Tidak seperti Harga Awal

Foto : ANTARA/Patrik Cahyo Lumintu
A   A   A   Pengaturan Font

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Dwi Andreas Santosa, mengatakan kenaikan harga minyak nabati atau minyak goreng (vegetable oil) dunia. Imbasnya, harga minyak goreng di dalam negeri pun ikut naik.

"Memang kenaikan harga minyak goreng juga disebabkan naiknya harga minyak goreng terjadi di internasional. Kenaikan sendiri 2,5 kali lipat sejak pertengahan tahun 2020 lalu," kata Dwi saat dikonfirmasi di Jakarta, Minggu (9/1).

Dwi mengatakan saat ini pemerintah sudah menetapkan harga ecer tertinggi (HET) sebesar 14 ribu rupiah. Harga ini dinilai hanya berlaku di minimarket dan supermarket saja. "Sebenarnya harga ecer tertinggi (HET) 14 ribu yang sudah ditetapkan pemerintah hanya berlaku untuk minyak goreng kemasan di minimarket atau supermarket. Kalau itu seluruh minimarket dan supermarket mengikuti HET 14 ribu ya harganya akan turun," tuturnya.

Menurut Dwi, upaya pemerintah menggelar operasi pasar untuk menurunkan harga patut diapresiasi. Jika operasi pasar dilaksanakan dalam jumlah besar maka dapat menurunkan kuantitas yang besar. "Apabila operasi pasar dalam jumlah besar, dapat menurunkan harga jual minyak goreng. Namun kalau hanya dilakukan dalam jumlah kecil, sama saja tidak berpengaruh untuk menurunkan harga minyak goreng," jelasnya.

Diakui Dwi, pihaknya memprediksikan beberapa bulan ke depan harga minyak goreng akan mengalami penurunan. Hal ini dilihat dari sejumlah negara penghasil minyak nabati (vegetable oil) seperti negara Brasil sudah mulai panen.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Sriyono
Penulis : Yohanes Abimanyu

Komentar

Komentar
()

Top