Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Stabilitas Kawasan

Turki Siap Menjadi Tempat Perundingan Damai Russia dan Ukraina

Foto : PHOTO BY HANDOUT / TURKISH PRESIDENTIAL PRESS SERV

Recep Tayyip Erdogan, Presiden Turki

A   A   A   Pengaturan Font

ISTANBUL - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan pada Rabu bahwa negaranya siap menjadi tuan rumah perundingan damai antara Russia dan Ukraina.

Dalam sebuah pesan video pada KTT Ukraina-Eropa Tenggara, dia menyampaikan keyakinannya bahwa diplomasi dan dialog harus diupayakan untuk mencapai resolusi yang adil dan abadi bagi perang di Ukraina yang telah berkecamuk sejak Februari 2022.

"Untuk mencapai tujuan ini, sangatlah penting untuk memanfaatkan saluran diplomatik di tingkat tertinggi dari setiap jalur," kata Erdogan.

"Dukungan Turki terhadap kemerdekaan, kedaulatan, keamanan, dan integritas wilayah Ukraina sudah diketahui semua orang. Kami juga melakukan setiap upaya untuk melindungi hak dan kepentingan rekan-rekan Tatar kami di Krimea," tambahnya.

Belum ada kemajuan yang berarti untuk mewujudkan perdamaian, kata Erdogan, seraya menambahkan bahwa menyatukan kedua pihak sangat penting bagi keberhasilan inisiatif damai.

"Saya berpendapat upaya bersama harus dimulai, setidaknya dalam menentukan parameter perdamaian secara umum," katanya.

Seperti dikutip dari Antara, Erdogan juga mengatakan Turki pada prinsipnya mendukung formula damai 10 langkah yang diusung Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, dan siap berkontribusi pada pemulihan dan rekonstruksi cepat di negara yang dilanda perang tersebut.

Erdogan kembali menegaskan Turki telah berusaha memimpin berbagai upaya untuk ketahanan pangan.

"Inisiatif biji-bijian Laut Hitam, yang dibuat dan memainkan peran penting melalui upaya kami, juga menjadi prioritas dalam agenda kami," tambahnya.

Aturan Baru

Dia menegaskan perlunya peraturan keselamatan maritim di Laut Hitam dan Turki sedang merundingkan aturan baru mengenai komitmen keamanan yang didukung PBB.

Turki, yang dipuji secara internasional atas peran uniknya sebagai med i a t o r Ukraina-Russia, berulang kali menyerukan kepada kedua negara yang bertikai itu untuk mengakhiri pertempuran melalui perundingan.

Upaya damai Turki membuahkan sejumlah hasil yang signifikan, seperti kesepakatan gandum pada Juli 2022, dan pertukaran tawanan perang antara Russia dan Ukraina.

Moskwa tidak memperpanjang perjanjian itu setelah Juli 2023 dengan alasan pembatasan ekspor biji-bijian Russia.

Turki pertama kali menjadi tuan rumah pertemuan antara para menteri luar negeri Russia dan Ukraina di Kota Mediterania, Antalya, pada Maret 2022.

Sebelumnya, Erdogan berencana berbicara dengan Presiden Russia, Vladimir Putin, untuk memulihkan perjanjian biji-bijian Laut Hitam, yang telah terhenti sejak Juli 2023.

"Kami akan segera bertemu dengan Presiden Russia Putin dan mengatakan, 'Mari kita lakukan segala yang kita bisa untuk menjaga koridor biji-bijian tetap b e r j a l a n .' Semoga perjalanan kami memb awa hasil yang positif," kata Erdogan.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top