Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pembunuhan Khashoggi

Turki Ingin Gelar Penyelidikan Internasional

Foto : AFP
A   A   A   Pengaturan Font

ANKARA - Pemerintah Turki berencana untuk menggelar sebuah penyelidikan internasional dalam kasus pembunuhan jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, dan langkah itu akan segera dilakukan beberapa hari mendatang. Informasi itu disampaikan Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, seperti dikutip kantor berita Anadolu, Senin (21/1).

"Sejumlah negara Barat mencoba menutupi kasus pembunuhan Khashoggi. Oleh karena itu Turki membuat persiapan untuk menggelar investigasi internasional terkait kasus ini," kata Menlu Cavusoglu.

Khashoggi tadinya adalah orang dalam Kerajaan Arab Saudi yang kemudian jadi pengkritik Putera Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, dan jadi penulis bagi Washington Post setelah hijrah ke Amerika Serikat (AS). Ia dibunuh di kantor Konsulat Arab Saudi yang ada di Istanbul pada 2 Oktober lalu.

Setelah membuat sejumlah pernyataan bantahan terkait nasib Khashoggi, Riyadh akhirnya mengakui bahwa jurnalis itu telah dibunuh dan jasadnya dimutilasi setelah upaya untuk membujuknya pulang ke Arab Saudi mengalami kegagalan.

Dalam pengakuan awal yang disampaikan Jaksa Agung Arab Saudi, Sheikh Saud al-Mojeb, menyatakan bahwa Khashoggi tewas dalam perkelahian dalam kantor Konsulat Arab Saudi di Istanbul. Namun beberapa jam kemudian, pengakuan itu berubah beberapa kali dengan menyatakan bahwa Khashoggi tewas akibat dibekap dan dicekik dari belakang saat ia berontak ketika hendak dibius dan diculik.

Turki sebelumnya telah bekerjasama dengan negara-negara lain dalam penyelidikan kasus Khashoggi, dan menuding Arab Saudi enggan bekerja sama untuk mengungkap pembunuhan atas jurnalis itu.

"Ada negara-negara Barat mencoba menutupi kasus ini dan saya tahu alasannya. Kami tahu dan menyaksikan ada kesepakatan-kesepakatan dibuat dan kami bisa tahu siapapun yang mengutarakan kebebasan pers saat ini disumpal setelah ada aliran uang," kata Menlu Turki itu.

Tudingan Erdogan

Walau telah dilakukan penyelidikan bersama dengan pejabat Arab Saudi dan penggeledahan di kantor konsulat di Istanbul, kediaman konsul dan beberapa lokasi lainnya, jasad Khashoggi hingga saat ini belum ditemukan.

Presiden Turki, Recap Tayyip Erdogan, mengatakan bahwa pembunuhan terhadap Khashoggi dilakukan atas perintah dari kepemimpinan tertinggi di Arab Saudi. Atas tudingan itu, Riyadh membantah bahwa putera mahkota terlibat dalam kasus pembunuhan ini.

Saat ini jaksa penuntut Arab Saudi telah mengajukan tuntutan hukuman mati atas 5 dari total 11 tersangka. Diantara tersangka ini terdapat orang dekat Pangeran Mohammed bin Salman. Kasus pembunuhan ini sempat memicu kemarahan internasional dan merusak reputasi dari pangeran Arab Saudi yang kini berusia 33 tahun itu.

Arab Saudi sendiri kini berada dalam tekanan internasional terkait kasus pembunuhan Khashoggi ini. AS juga mendapat tekanan karena AS merupakan sekutu dekat Arab Saudi. Sebuah voting resolusi di Senat AS beberapa waktu lalu menyalahkan Pangeran Mohammed bin Salman atas pembunuhan Khashoggi ini. CNA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top