Tuntaskan Hambatan Ekonomi Digital

JAKARTA - Pemerintah terus mendorong pertumbuhan ekonomi digital di dalam negeri, mengingat potensinya sangat terbesar di Asean. Karena itu, pemerintah perlu menyelesaikan berbagai tantangan melalui optimalisasi ekonomi digital dan artificial intelligence (AI).

"Tantangan itu seperti infrastruktur, SDM (sumber daya manusia), literasi digital, regulasi yang harus menyesuaikan, dan iklim usaha yang lebih kondusif," tegas Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam AI Innovation Summit 2021 secara virtual, pada Rabu (10/11).

Dia menyebut hasil studi dari Google, Temasek, dan Bain & Co menunjukkan sekitar 41,9 persen dari total transaksi ekonomi digital Asean berasal dari Indonesia. Nilai ekonomi digital Indonesia pada 2020 mencapai 44 miliar dollar AS yang berarti tumbuh 11 persen dari 2019 dan berkontribusi sebesar 9,5 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

"Peluang ekonomi digital Indonesia masih terbuka lebar. Ekonomi digital adalah kekuatan ekonomi baru dan Indonesia harus mengembangkan AI. AI merupakan 'emas baru' yang diharapkan mampu menyinergikan berbagai situasi dan berbagai stakeholder di dalam kerja sama kolaboratif antara pemerintah, pelaku usaha, dan para stakeholder lainnya," kata Airlangga.

Peluang besar ekonomi digital Indonesia didukung oleh sejumlah faktor. Indonesia merupakan negara yang memiliki total penduduk terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk usia produktif mencapai lebih dari 191 juta atau 70,7 persen dan sebagian besarnya merupakan generasi Z (zilenial) dan generasi milenial. Dari sisi digital user, jumlah pengguna ponsel Indonesia saat ini mencapai 345,3 juta dengan penetrasi internet sebesar 73,7 persen dan trafik internet meningkat 20 persen sepanjang 2020.
Halaman Selanjutnya....