
Tunggal Putra dan Putri Kawinkan Emas ASG 2018
Foto: IstimewaAtlet Nur Yahya Adi Felani dan Aisah Galuh Maheswari berhasil mengawinkan medali emas nomor tunggal cabang bulu tangkis ASEAN School Games.
KUALA LUMPUR - Tim bulu tangkis Indonesia sukses mengawinkan emas nomor tunggal pada ASEAN School Games (ASG) 2018 di Juara Stadium, Bukit Kiara, Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (25/7).
Kemenangan yang berbuah emas kejuaraan khusus untuk pelajar di Asia Tenggara itu terlebih dahulu dipersembahkan oleh pemain tunggal putra, Nur Yahya Adi Felani yang sukses mengalahkan andalan tuan rumah Malaysia, Jacky Kok Jing Hong, dengan skor 21-12, 20-22, dan 21-19.
Meski akhirnya mampu meraih emas, Nur Yahya nyaris terpeleset karena lawan terus memberikan tekanan. Sebenarnya sang juara bertahan bisa mengakhiri perlawanan di gim kedua. Meski sempat ungul 19-15, pemain binaan klub Pratama Surabaya ini harus menyerah 20-22. Begitu juga di gim ketiga. Yahya juga tertinggal, namun mampu menggebrak diakhir pertandingan.
"Tadi memang sempat terlalu percaya diri. Tapi saya langsung berusaha tenang dan mempelajari cara bermain lawan. Saya langsung habis-habisan. Ternyata bisa," kata pemain yang akrab dipanggil Yahya tersebut.
Menurut dia, sang lawan merupakan pemain yang ulet dan tahan banting. Hal tersebut dibuktikan dengan terus bertahan meski dalam kondisi cedera kaki. Dukungan dari suporter tuan rumah untuk lawah juga membuat Yahya sedikit goyah. Namun semuanya mampu diatasi. "Ini adalah ASG terakhir saya. Setelah ini saya akan turun di kejurnas karena jika juara bisa masuk ke pelatnas," kata atlet asal Sukoharjo, Jawa Tengah tersebut.
Apresiasi tinggi juga pantas disematkan pada peraih emas tunggal putrid, Aisah Galuh Maheswari. Meski sempat jatuh bangun, atlet asal Purwokerto, Jawa Tengah, itu sukses menumbangkan andalan tuan rumah yang dikenal ulet yaitu Letshanaa Karuphatevan dengan skor 13-21, 21-12, dan 23-21.
"Tadi memang menguras tenaga. Sejak awal kami main relay-relay panjang. Setelah ada kesempatan baru mengeluarkan andalan. Lawan juga melakukan hal yang sama," kata pemain binaan PB Djarum Kudus itu.
Menurut dia, emas memang sudah ditargetkan sejak awal oleh tim. Dirinya mengakui memang pada final memang cukup berat. Meski demikian upaya yang dilakukan membuahkan hasil medali emas untuk kontingen Indonesia.
Sementara itu, manajer tim bulu tangkis Indonesia, Lulu Hadiyanto mengaku target medali yang ditetapkan yaitu dua emas mampu terpenuhi. Bahkan lebih karena mampu meraih empat emas yaitu beregu putri, tunggal putra-putri dan ganda putri.
Timnas Voli Gagal
Sementara itu, tim nasional (timnas) bola voli putri Indonesia harus mengakui keunggulan demonasi Thailand di ASEAN School Games (ASG) 2018. Pada final ASG 2018 di MBSA Hall Selangor, Malaysia, Rabu, Tim Merah Putih dipaksa menyerah dengan skor 2-3 (25-19, 18-25, 25-22, 17-25, 11-25).
Kekalahan Rastri Wulandari dan kawan-kawan di final kejuaraan khusus untuk pelajar ini cukup disayangkan, karena pada ASG 2018 Indonesia bermaterikan pemain yang sudah merasakan ketatnya kompetisi Proliga. Lawan ternyata tampil lebih solid meski tertekan.
Indonesia sebenarnya mengawali perlombaan dengan baik dan mampu mengambil set pertama. Permainan yang diperagakan cukup solid seperti saat penyisihan maupun semifinal. Namun, kondisi berubah pada set kedua karena permainan susah berkembang. Kejadian berulang pada dua set berikutnya. Hingga akhirnya emas yang diharapkan akhirnya melayang.
Pelatih tim putri Indonesia, Eko Waluyo mengaku permainan anak asuhnya memang tidak berkembang sesuai harapan. Beberapa upaya yang dilakukan oleh pemain banyak yang tidak memenuhi harapan. Kondisi ini membuat pemain sedikit kehilangan sentuhan.
"Beberapa jump serve Rasti mampu ditahan. Itu membuat dia sedikit frustasi. Saya sudah meminta mencoba untuk mengarahkan ke posisi lain. Tapi tenaganya sudah berkurang. Kondisi itu bisa dimanfaatkan dengan baik oleh lawan," katanya.
Untuk menghadapi pertandingan final, Eko Waluyo sebenarnya sudah mempelajari permainan calon lawan. Namun, kondisi di lapangan berbeda. Permainan yang diharapkan kurang bisa berjalan sesuai harapan. Ia mengakui jika lawan tampil lebih solid. "Thailand bermain solid terutama di poin-poin krusial. Anak-anak juga sudah berusaha. Tapi hasilnya memang belum maksimal," kata mantan pelatih tim Proliga Popsivo Polwan itu.
Kekalahan di partai puncak memang membuat kecewa. Pemain pun banyak yang menangis seolah tidak percaya dengan kekalahan yang baru saja diterima. Ofisial pun harus turun tangan untuk menenangkan mereka, termasuk komandan kontingen Bambang Siswanto.
Dengan kekalahan ini kontingen Indonesia harus puas dengan medali perak dan emas untuk Thailand. Sedangkan untuk medali perunggu direbut tuan rumah Malaysia setelah sebelumnya mengalahkan Singapura. Ant/S-2
Redaktur: Sriyono
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap Interpol
- 2 Didakwa Lakukan Kejahatan Kemanusiaan, Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap
- 3 Peran TPAKD Sangat Penting, Solusi Inklusi Keuangan yang Merata di Daerah
- 4 Luar Biasa, Perusahaan Otomotif Vietnam, VinFast, Akan Bangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum hingga 100.000 Titik di Indonesia
- 5 Satu Peta Hutan, Menjaga Ekonomi Sawit dan Melestarikan Hutan
Berita Terkini
-
BNI Siapkan Uang Tunai Rp21T Periode Lebaran 2025, Layanan Perbankan Tetap Aman di Musim Liburan
-
Kalahkan Nets, Cavaliers Raih Kemenangan ke-15 Beruntun
-
Dukung Mudik Lancar, Pertamina Turunkan Harga Avtur, Diskon Tiket Pelita Air, Pelumas hingg Promo Hotel Patra Jasa
-
Atasi PSS Sleman, Persis Solo Menjauh dari Zona Degradasi
-
Jelang Lebaran, Dharma Wanita Kemenperin Gelar Bazar Belanja Murah