Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Semenanjung Korea I Presiden AS Sebut Ada Progres dalam Perundingan dengan Korut

Trump Tak Peduli Laporan Intelijen

Foto : AFP/Andrew CABALLERO -REYNOLDS
A   A   A   Pengaturan Font

Presiden AS, Donald Trump, sama sekali tak terpengaruh laporan intelijen yang dimuat media di AS bahwa ada indikasi Korut sedang berupaya memperdayai AS. Dalam pernyataan, Trump malah mengatakan perundingan AS-Korut telah membuat kemajuan.

WASHINGTON DC - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengatakan bahwa perundingan dengan Korea Utara (Korut) telah membuat kemajuan walau ada laporan intelijen yang mengatakan bahwa rezim Kim Jong-un telah meningkatkan program nuklirnya setelah pertemuan tingkat tinggi Trump-Kim di Singapura pada 12 Juni lalu.

"Ada banyak perundingan dengan Korut dan semuanya berjalan lancar," cuit Trump di media sosial. "Dalam kurun waktu 8 bulan, tak akan ada peluncuran roket atau uji coba nuklir," imbuh Presiden AS itu.

Disampaikan pula oleh Trump bahwa seluruh kawasan Asia sudah tak sabar menantikan denuklirisasi di Semenanjung Korea. "Hanya partai oposisi termasuk berita bohong yang mengeluh. Jika tak karena saya, kita saat ini sedang berperang dengan Korut," sesumbar Trump.

Komentar Trump yang berapi-api itu disampaikan jelang rencana kunjungan kembali Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, ke Korut pada Kamis (5/7) esok. Menlu Pompeo ke Korut untuk menyempurnakan kesepakatan nuklir yang diteken dua pemimpin negara di Singapura bulan lalu.

Jika benar semua perundingan antara AS-Korut akan berjalan lancar, maka Trump akan mewujudkan janjinya untuk mengundang Kim ke New York pada September untuk perundingan lanjutan. Pada saat bersamaan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan menggelar Sidang Umum PBB.

Akhiri Permusuhan

Sebelumnya Trump menegaskan bahwa kesepakatan antara dirinya dengan Kim telah mengakhiri permusuhan AS dengan Korut. Namun kemudian beredar laporan bahwa pemimpin Korut telah gagal menghormati kesepakatan denuklirisasi.

Pada Minggu (1/7) lalu, Washington Post, yang mengutip keterangan dari 4 pejabat AS yang enggan disebut jati dirinya dan pernah mengikuti taklimat intelijen menemukan bahwa Pyongyang sedang berupaya memperdayai AS. Sementara NBC News melaporkan Pyongyang sedang meningkatkan produksi bagi bahan bakar nuklir.

Laporan intelijen itu berdasar analisa citra satelit yang memantau reaktor nuklir Yongbyon dimana dilokasi ini dilaporkan telah terjadi pengembangan fasilitas nuklir.

Menurut Bruce Klingner, pakar Korea di lembaga kajian kebijakan publik Heritage Foundation yang berpusat di Washington DC, yang juga mantan pejabat CIA dan Badan Intelijen Pertahanan, berdasarkan analisa citra satelit memang ada peningkatan atau perluasan fasilitas nuklir serta fasilitas-fasilitas produksi misil, dan kemudian laporan intelijen mengindikasikan bahwa Korut meningkatkan produksi materi senjata nuklir, bukan hanya di Yongbyon, tetapi di fasilitas-fasilitas rahasia lainnya.

Juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, dalam konferensi pers pada Rabu (3/7) tak mau memberi tanggapan atas laporan dua media AS dan menekankan bahwa kunjungan Menlu Pompeo ke Korut esok akan amat penting. "Kami tidak akan mengukuhkan atau membantah laporan intelijen apapun. Yang dapat saya sampaikan kepada Anda adalah kami terus membuat kemajuan," kata Sanders.

Ditambahkan oleh Sanders bahwa misi Menlu AS ke Pyongyang akan fokus untuk membahas denuklirisasi di Semenanjung Korea. Untuk misi itu, Menlu Pompeo akan bertemu dengan pemimpin Korut dan juga beberapa pihak lainnya. "Akan ada beberapa perkembangan (dari kunjungan Pompeo ke Korut) yang diharapkan bakal terjadi," pungkas dia.

AFP/VoA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top