Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perang Dagang I Memorandum Melawan Agresi Ekonomi Tiongkok Diumumkan Kamis Malam

Trump Siap Beri Tiongkok Sanksi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

AS Siap mengeluarkan sanksi pada Tiongkok. Sanksi terhadap Tiongkok itu dikhawatirkan akan semakin memanaskan perang dagang antara dua negara dengan perekonomian terkuat di dunia.

WASHINGTON DC - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pada Kamis (22/3) waktu setempat, bersiap membeberkan sanksi terhadap Tiongkok setelah ia menuding Beijing telah mencuri kekayaan intelektual negaranya. Aksi Trump yang direspons Tiongkok dengan balasan itu, dikhawatirkan akan semakin memanaskan perang dagang antara dua negara dengan perekonomian terkuat di dunia.

"Presiden Trump akan mengumumkan aksinya setelah mencermati investigasi terhadap aksi yang dipimpin Tiongkok atas upaya-upaya mendistorsi pasar dengan memaksa, menekan, dan mencuri teknologi dan kekayaan intelektual AS," demikian pernyataan juru bicara Gedung Putih, Raj Shah.

Washington DC telah lama menuduh Beijing memaksa perusahaan-perusahaan AS untuk menyerahkan informasi komersial dan kekayaan intelektual sebagai syarat beroperasi di Tiongkok.

Berdasarkan jadwal yang dipegang Shah dan dirilis Gedung Putih, Presiden Trump akan meneken Memorandum Presiden yang akan melawan agresi ekonomi Tiongkok pada Kamis malam. Sanksi yang akan dikeluarkan Trump ini sebenarnya akan menyasar negara-negara asing yang memproduksi produk baja dan alumunium.

Atas rencana bakal dikeluarkannya sanksi oleh AS tersebut, Kementerian Perdagangan Tiongkok telah mengeluarkan peringatan dini yang isinya menyatakan bahwa Beijing akan mengambil langkah-langkah penting bagi membela hak dan kepentingannya secara sah.

Sebelumnya pada Rabu (21/3) Ketua Bank Sentral AS (The Fed), Jerome Powell, telah mengeluarkan peringatan bahwa perang dagang bisa menjadi ancaman perekonomian terbesar dunia.

Peringatan serupa juga dilontarkan Perdana Menteri Tiongkok, Li Keqiang, pada Selasa (20/3) yang menyerukan agar Presiden Trump tidak bertindak emosional. Sayangnya saran dari Powell dan Keqiang sama sekali tak berhasil membuat Trump untuk mundur dari keputusannya.

Sebelum sanksi ini resmi diumumkan, telah memicu kehebohan karena penasihat ekonomi utama AS, Gary Cohn, menyatakan pengunduran diri, terjadi aksi jual besar-besaran di pasar saham global, sengketa hukum serta ancaman akan dikeluarkannya langkah-langkah pembalasan.

Presiden Trump sepertinya tak gentar untuk memberikan sanksi kepada Tiongkok dengan alasan ingin mewujudkan janji-janji kampanye saat pilpres lalu yang menyatakan siap menindak tegas mitra dagang yang merugikan AS karena telah menghancurkan lapangan pekerjaan di negaranya.

Minta Keringanan

Sementara itu terkait rencana pengenaan tarif atas produk logam, Uni Eropa (UE) Mengharapkan Presiden Trump mau berbaik hati pada Eropa dengan memberikan keringanan.

"Kami berharap Presiden Trump mau mengeluarkan kemungkinan diberikannya keringanan," lapor Komisioner Perdagangan UE, Cecilia Malmstroem dihadapan anggota legislatif Eropa di Brussels, Belgia, usai Malmstroem berkunjung ke AS.

UE yang merupakan mitra dagang terdekat AS, terkejut dan marah setelah mengetahui bahwa Presiden Trump secara tak terduga pada awal Maret ini menyatakan akan menerapkan retribusi tarif sebesar 10 persen dan 25 persen atas produk alumunium dan baja.

Saat berkunjung ke AS, Malmstroem melakukan perundingan yang amat intens dengan Wilbur Ross, Menteri Perdagangan AS. Ross diketahui merupakan pendukung kuat kebijakan "America First".

Narasumber di Eropa mengatakan bahwa Ross telah setujui untuk memberikan keringanan pada Eropa, namun keringanan itu bisa bersifat sementara atau akan diteliti oleh Trump per kasusnya.

AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top