Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemilu AS

Trump Gugat Hasil Pilpres AS Pekan Ini

Foto : Foto: Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, tidak terima atas kekalahan dalam pemilihan Presiden AS 2020. Trump mengatakan tim kampanyenya akan menggugat hasil pemilu di pengadilan pada minggu ini. Trump menegaskan pemilu masih jauh dari selesai.

"Kita semua tahu, mengapa Joe Biden terburu-buru untuk berpura-pura menjadi pemenang, dan mengapa sekutu medianya berusaha keras untuk membantunya. Mereka tidak ingin kebenaran terungkap," kata Trump dalam sebuah pernyataan, Sabtu (7/8) waktu setempat

Joe Biden berhasil memenangi pertarungan Pilpres AS dengan meraih 290 suara elektoral dari negara-negara bagian dan Trump mendapat 214 suara elektoral. Mantan senator Delaware tersebut menjadi Presiden ke-46 AS. "Faktanya sederhana, pilpres ini sama sekali belum selesai," ujar Trump.

Trump telah berulang kali membuat klaim kecurangan dalam pemilu.

Tak Terima

Tidak terima atas kekalahan tersebut, pendukung Presiden AS, Donald Trump, berdemonstrasi di seluruh negeri, Sabtu (7/11) waktu setempat. Mereka menuding Joe Biden memenangkan pilpres lewat jalur penipuan.

Ribuan massa pendukung Trump berdemonstrasi di Atlanta, Tallahassee, Bismarck, Boise, hingga Phoenix. Mereka mengecam berita kemenangan Joe Biden setelah melewati lebih dari tiga hari penghitungan suara.

Di Atlanta, Ibu Kota Negara bagian Georgia, yang telah lama menjadi benteng Partai Republik, massa berteriak "Kunci dia!". Sementara yang lain meneriakkan, "Ini belum berakhir!. Berita palsu!". Jalan-jalan pun terlihat dibanjiri bendera AS dan spanduk Trump.

Sejauh ini, tidak ada kekerasan yang dilaporkan. Kendati demikian, pada satu titik, polisi bergerak untuk memisahkan antara pendukung dan penentang Trump. Biden memimpin perolehan suara tipis di Georgia.

Salah seorang pendukung Trump, Jordan Kelley (29) dari Murfreesboro, Tennessee, berkendara selama tiga jam lebih ke Atlanta untuk menghadiri demonstrasi pro-Trump.

"Ada kecurangan pemilu yang terjadi di sini. Meskipun saya tinggal di Tennessee, saya orang Amerika, dan saya ingin memastikan orang Amerika memiliki suara dalam pemilihan," kata Kelley.

Dia mengeklaim bahwa para pemilih di Georgia menghitung suara secara tidak tepat untuk membawa Biden unggul. Dia pun berencana melakukan perjalanan selama sepuluh jam ke Washington pada pekan ini untuk berdemonstrasi di Mahkamah Agung, di mana Trump dan pengacaranya berjanji akan mengajukan tuntutan.

Gelombang Biru

Kalangan investor meyakini Joe Biden akan menang dan menang besar dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS). Pada akhir pekan, mereka bersorak atas prospek kepresidenan Biden yang akan terkungkung oleh Senat yang dikendalikan Partai Republik.

Memasuki minggu ini, taruhannya berada pada "gelombang biru" kemenangan Demokrat untuk kursi kepresidenan dan Senat. Banyak investor terikat pada "perdagangan reflasi", bertaruh bahwa pengeluaran fiskal yang besar akan membantu merangsang pertumbuhan ekonomi, dan memicu inflasi, yang pada gilirannya memukul obligasi pemerintah AS.

Tetapi sekali lagi, langkah investor tahun ini adalah yang keliru. Perkiraan Biden yang menang dengan mudah tidak terwujud. Demokrat tidak dengan leluasa masuk ke Senat.

"Saya telah melakukan ini selama hampir 30 tahun, dan politik benar-benar sulit," kata Presiden Fidelity Institutional Asset Management, Vadim Zlotnikov.

"Hampir tidak mungkin untuk memprediksi hasilnya, dan bahkan jika Anda bisa, Anda tidak tahu seperti apa reaksi pasar nantinya," tambahnya.

n SB/AFP/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, AFP

Komentar

Komentar
()

Top