Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Intermediasi Perbankan

Triwulan I-2019, Kredit Baru Tumbuh Melambat

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Survei Perbankan Bank Indonesia (BI) mengindikasikan pertumbuhan kredit baru melambat pada triwulan I-2019, sesuai dengan pola di awal tahun. Hal itu tercermin dari saldo bersih tertimbang (SBT) permintaan kredit baru pada triwulan I-2019 sebesar 50,0 persen, lebih rendah dibandingkan dengan 71,7 persen pada triwulan sebelumnya.

Berdasarkan jenis penggunaan, perlambatan tersebut terutama bersumber dari kredit modal kerja dan kredit investasi. Pertumbuhan kredit baru diperkirakan akan meningkat pada triwulan II-2019, didorong oleh peningkatan pertumbuhan ekonomi, risiko penyaluran kredit yang rendah, rasio kecukupan modal yang meningkat, dan likuiditas yang cukup.

Sejalan dengan perkiraan peningkatan penyaluran kredit baru pada triwulan II-2019, standar penyaluran kredit diperkirakan lebih longgar pada periode yang sama. Hal itu tercermin dari perkiraan indeks lending standard triwulan II-2019 sebesar 12,4 persen, lebih rendah dibandingkan dengan 13,6 persen pada triwulan sebelumnya.

"Pelonggaran standar penyaluran kredit akan dilakukan untuk jenis kredit konsumsi, dengan aspek biaya persetujuan kredit dan jangka waktu lebih longgar," sebut survei yang dipublikasikan BI di Jakarta, Selasa (16/4).

Hasil survei juga mengindikasikan responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit untuk keseluruhan tahun 2019. Responden memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2019 akan mencapai 11,6 persen. Optimisme itu didorong oleh perkiraan pertumbuhan ekonomi yang tetap baik pada 2019 dan risiko penyaluran kredit relatif rendah.

Sebelumnya, BI mencatat pertumbuhan kredit pada Januari 2019 tercatat 12,0 persen secara tahunan atau year on year (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kredit Desember 2018 sebesar 11,8 persen (yoy). Sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Januari 2019 tumbuh 6,4 persen, tidak berbeda jauh dibandingkan dengan pertumbuhan Desember 2018 sebesar 6,5 persen.

Kenaikan RIM

Tahun ini, BI optimistis penyaluran kredit perbankan akan tumbuh lebih agresif dibandingkan periode sebelumnya. Industri perbankan akan memanfaatkan insentif kenaikan Rasio Intermediasi Makroporudensial (RIM) untuk menggenjot penyaluran kredit ke masyarakat dan korporasi.

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Makroprudensial BI, Linda Maulidina di Jakarta pada awal bulan ini mengatakan upaya perbankan mencapai target pertumbuhan kredit sesuai Rencana Bisnis Bank (RBB) di kisaran 12 persen tahun ini masih menemui banyak tantangan. "Siklus kredit sudah mulai tumbuh tapi masih di bawah siklus kegiatan ekonomi," ujarnya.

Namun, menurut asesmen BI, sejumlah perbankan memiliki penilaian risiko yang cukup longgar untuk mengekspansi pertumbuhan kreditnya hingga sesuai target.

Penaikan RIM dari batas bawah 80 persen ke batas atas 92 persen (80-92 persen) menjadi 84-94 persen, diyakini Linda, akan memberi keringanan bagi bank. bud/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Vitto Budi

Komentar

Komentar
()

Top