Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Trigger Finger, Saat Jari Mendadak Kaku

A   A   A   Pengaturan Font

Salah satu masalah yang sering terjadi pada jari adalah trigger finger, yaitu kondisi kaku atau terkunci pada posisi menekuk atau meregang. Kondisi ini membuat penderita terganggu dalam menjalankan pekerjaan.

Trigger finger terjadi saat selubung pelindung yang mengelilingi tendon jari mengalami peradangan sehingga jari tangan kaku dalam satu posisi. Ini berakibat pada gangguan gerakan tendon melalui selubung tadi.

Selubung tendon yang mengalami iritasi berkepanjangan bisa menimbulkan jaringan parut, penebalan, dan pembentukan benjolan (nodul) pada tendon. Kondisi ini berisiko lebih tinggi dialami oleh individu yang sering menggerakkan jari dengan cara mencengkeram berulang kali.

Dokter spesialis bedah ortopedi yang berpraktik di RS Pondok Indah, di Puri Indah dr. Rizky Priambodo Wisnubaroto, Sp.OT, mengatakan trigger finger dapat terjadi akibat selubung pelindung di sekeliling tendon jari mengalami peradangan.

"Jika tidak mendapat penanganan yang tepat, trigger finger dapat menyebabkan jari tidak dapat bergerak leluasa dan nyeri, muncul benjolan di pangkal jari, dan timbul bunyi setiap kali jari ditekuk atau diluruskan, bahkan dapat kehilangan fungsi jari," ujar dia dalam webinar Jumat (29/1).

Rizky mengatakan gejala pada penderita trigger finger berupa jari-jari terasa terkunci. Muncul bunyi kletek/pop pada saat jari ditekuk atau diluruskan. Untuk meluruskan kadang-kadang membutuhkan bantuan orang lain.

Mereka yang yang terkena bisa siapa saja mulai dari anak-anak hingga dewasa. Namun wanita 2-6 kali berisiko lebih tinggi terkena trigger finger daripada pria. Mereka yang kerap diasosiasikan dengan penyakit diabetes mellitus menurut Rizly 5 kali lebih sering mengalami kondisi tersebut.

"Penanganan mandiri adalah dengan cara beristirahat melalukan peregangan tangan. Apabila penanganan mandiri tidak mampu mengurangi keluhan, berkonsultasi dengan dokter spesialis bedah ortopedi," ujar dia.

Ia mengungkapkan, tindakan medis untuk trigger finger biasanya berupa injeksi area yang terlibat kurang dengan tingkat kesembuhan mencapai 70 persen. Night splinting atau pembebasan tendon melalui tindakan operasi invasif minimal memiliki hasil lebih baik dengan tingkat keberhasilan 95-99 persen.

Risky menyarankan agar masyarakat tidak perlu panik karena trigger finger dapat disembuhkan melalui tindakan medis. "Pengobatan dapat dilakukan dengan hasil yang baik meski memiliki persentase kekambuhan sebesar 1-5 persen," ujar dia. Hay/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top