Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tren Wisata Healing Berlanjut

Foto : Istimewa.

Ilustrasi- Healing.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Masa-masa terburuk pandemi yang membuat orang terkurung diri di rumah mungkin telah berlalu. Namun keadaan masih mendorong masyarakat mencari destinasi yang menjadi kebutuhan untuk melakukan "healing" seperti saat masa pandemi.

Berdasarkan Laporan Google Trends, pada 2022, dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya, penelusuran topik travel yang mengandung kata healing naik +500 persen dari tahun ke tahun (YoY). Artinya ada banyak konsumen di Indonesia yang mencari tempat healing istilah untuk bersantai dan melepas stres.

"Hari Pariwisata Sedunia tidak hanya mengingatkan kita terhadap kebutuhan untuk bepergian dan mengeksplorasi, tetapi juga menemukan berbagai destinasi untuk bersantai dan melarikan diri sejenak dari stres dan hiruk-pikuk kehidupan di kota besar," ucap Travel Industry Analyst, Google Indonesia. Vania Anindiar dalam konferensi pers Senin (26/9).

Menurut dia makna bepergian kini jadi lebih dalam, tidak lagi sekedar menjadi aktivitas untuk melihat tempat-tempat baru. Healing adalah bentuk perawatan diri, momen menenangkan untuk melakukan refleksi diri, dan menjadi 'me time' yang sangat berharga.

Gambar kebutuhan healing digambarkan dengan peningkatan pencarian kata kunci yang terjadi. Pada periode yang tersebut penelusuran terkait kata "hotel" naik 30 persen, "pantai" naik 26 persen, "taman" naik 19 persen, "danau" naik 13 persen dan "gunung" naik 7 persen.

Sedangkan untuk bersantai, tren pada 2022, cara lain yang biasanya dilakukan adalah merencanakan rekreasi ke "desa wisata" terdekat, yang terlihat dari naiknya penelusuran untuk desa wisata sebesar 68 persen dari periode yang sama.

Dalam periode yang sama penelusuran terkait kata "Kintamani" naik 64 persen, "Lombok" naik 34 persen, "Singkawang" naik 33 persen, "Ijen" naik 30 persen, "Danau Toba" naik 26 persen, "Bunaken" naik 23 persen dan "Sabang" naik 22 persen.

Menanggapi data Google Trends, , Co-Founder & CMO Tiket.com Gaery Undarsa mengatakan, pada masa pandemi mobilitas masyarakat dibatasi dan harus melakukan aktivitas sehari-hari kebanyakan dari rumah. Bepergian ke luar negeri yang juga dibatasi, menjadikan masyarakat Indonesia hanya wisata di dalam negeri.

"Saat itulah tren staycation dan "liburan dekat rumah" menjadi populer sebagai bentuk "healing" masyarakat dari lelahnya terkungkung dan ingin menemukan lebih banyak lagi hidden gem Indonesia. Tren ini turut tercermin dalam tingkat pemesanan akomodasi tiket.com yang naik selama tahun 2021 - 2022," ujar dia.

Google Destination Insights, mencatat antara Juni hingga Agustus tahun ini, minat pengguna di Indonesia terhadap perjalanan ke luar negeri dan tujuan domestik tahun ini naik 17 persen jika dibandingkan periode yang sama 2019. Minat penelusuran untuk kategori "Akomodasi" juga mendorong pertumbuhan tersebut dengan kenaikan 21 persen, dan minat untuk Perjalanan Udara naik 11 persen pada periode yang sama.

Minat wisatawan global terhadap Indonesia juga telah pulih signifikan, dengan minat perjalanan ke Indonesia (dari luar negeri) naik 36 persen tahun ini dalam periode tiga bulan yang sama Juni hingga Agustus 2019.

"Dengan tingginya antusiasme wisatawan domestik terhadap kota-kota kecil di Indonesia, hotel-hotel perlu belajar untuk menggaet para wisatawan yang sudah semakin nyaman mencari informasi di dunia online," ujar Vania.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top