Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 18 Feb 2025, 00:00 WIB

Tren Kabur Aja Dulu, Bukti Nyata Generasi Muda Kehilangan Harapan?

Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding mengingatkan kepada masyarakat yang ingin mengikuti tren #kaburajadulu atau 'kabur aja dulu' untuk mengasah kemampuan mereka.

Foto: antara

JAKARTA - Pemerintah memperingatkan warga yang ingin bekerja di luar negeri harus memiliki kompetensi dan kemampuan agar tak terlantar di negara tujuan. Sebab, bekerja di luar negeri tak semudah yang dibayangkan.

Peringatan tersebut disampaikan di tengah ramainya ajakan di dunia maya melalu tagar (tanda pagar) 'kabur aja dulu' atau #kaburajadulu. Baru-baru ini viral di media sosial Indonesia, di mana banyak warganet, khususnya generasi muda, menggunakan tagar tersebut untuk mengekspresikan kekecewaan dan keresahan mereka terhadap situasi dalam negeri.

Tagar ini mencerminkan perasaan frustrasi terhadap berbagai isu seperti sulitnya mendapatkan pekerjaan layak, tingginya biaya hidup, ketidakadilan sosial, dan ketidakpastian ekonomi. Sebagai respons, banyak yang mempertimbangkan untuk mencari peluang di luar negeri yang dianggap menawarkan prospek lebih baik.

Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding mengingatkan kepada masyarakat yang ingin mengikuti tren #kaburajadulu atau 'kabur aja dulu' untuk mengasah kemampuan mereka.

“Harus kita pahamkan 'kabur aja dulu' itu belum tentu solusi. Karena apa? Di negara-negara luar itu juga hidup tidak gampang. Kenapa hidup tidak gampang? Apalagi kalau Anda tidak memiliki skill. Kalau tidak memiliki bekal untuk bekerja di sana, maka hidupnya akan terlantar di sana,” kata Menteri Karding di Jakarta Selatan, Senin (17/2).

Karena itu, Karding mendorong masyarakat untuk mengasah kemampuan mereka dahulu sebelum memilih untuk bekerja dan berkarir di luar negeri.

“Kementerian P2MI mendorong Anda boleh kabur, tapi ayo kita siapkan dulu, kita latih dulu, baru berangkat,” katanya.

Adapun KemenP2MI terus memantapkan upaya penempatan dan pelindungan maksimal terhadap calon pekerja migran Indonesia (CPMI) melalui kerja sama dengan stakeholders terkait.

Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Christina Aryani s mengatakan KemenP2MI terus mengupayakan peningkatan jumlah penempatan pekerja migran Indonesia di berbagai negara.

"Kami telah memetakan, dan salah satu negara penempatan yang menarik, dan kami lihat masih bisa dieksplor lebih jauh adalah Jepang. Kami melihat Jepang juga menjadi salah satu tujuan favorit pekerja migran Indonesia," tuturnya saat menerima audiensi dari Japan International Cooperation Agency (JICA) di Kantor KemenP2MI, Pancoran, Jakarta, Senin (17/2).

Kesiapan Kompetensi

Christina melanjutkan, skema government to government (G-to-G) penyaluran tenaga kerja antara pemerintah Indonesia dengan Jepang pada sektor petugas kesehatan (nakes) dan perawat cukup menarik.

Namun, kata dia, kesiapan kompetensi hingga skill bahasa menjadi hal yang penting sebelum dapat memasuki peluang tersebut. Dia pun telah mendorong sekolah-sekolah kesehatan seperti Poltekkes dan STIKES untuk mulai memasukkan bahasa Jepang dalam kurikulumnya.

"Jadi ketika lulus, tidak mulai dari nol untuk kompetensi bahasa Jepangnya," kata Christina.

Seperti diketahui, penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Data terbaru dari BP2MI menunjukkan, pada 2023, jumlah penempatan PMI mencapai 274.965 orang, meningkat 37 persen dari 2022 dan 176 persen dari 2021. Peningkatan ini menandakan pemulihan setelah penurunan akibat pandemi COVID-19 pada tahun 2020 dan 2021.

Data penempatan PMI pada periode Januari hingga Juni 2023 menunjukkan bahwa sektor formal mendominasi dengan 57 persen dari total penempatan. Program penempatan oleh BP2MI melalui skema Government to Government (G to G) ke negara seperti Jepang, Korea, dan Jerman mencapai 6.968 penempatan hingga Juni 2023.

Namun, peningkatan penempatan ini juga diiringi oleh kenaikan jumlah pengaduan dari PMI. Pada Juni 2023, pengaduan terbanyak berasal dari Arab Saudi, Malaysia, dan Hong Kong.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.