Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Why Style Matters

Tren Fesyen Pria Kembali ke Era 90-an

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kaum pria masa kini berada dalam perkembangan teknologi yang serba cepat dan arus informasi yang cukup akurat. Dalam bidang mode, sirkulasi informasi mengenai gaya terkini pun semakin dinamis.

Perkembangan teknologi pada gilirannya memicu kebutuhan pria urban masa kini untuk dapat turun serta mengambil bagian agar dapat selalu tampil terdepan dengan gaya paling stylish. Akselerasi kebutuhan para pria itulah yang kemudian membuat The Cufflink Store untuk menyelenggarakan acara Why Style Matters guna mengulik perkembangan tren mode pria saat ini.

Menurut Adi Surantha, seorang fashion stylist, fashion pria pada 2019 ini mengacu pada gaya era 90-an, terlebih saat ini tengah memasuki musim semi dan panas. Gaya boyband yang sempat populer kala itu, para public figure yang menjadi ikon style akan kembali menjadi tren pada 2019 ini, terutama barang-barang yang mereka gunakan.

"Item yang digunakan para cowok dan public figure pada era 90-an akan keluar menjadi barang andalan," katanya. Potongan oversize atau kebesaran juga akan kembali menjadi tren, seperti kemeja-kemeja ala Hawaii atau safari shirt yang diperkirakan akan menjalar di sepanjang 2019.

Adi mengatakan itu karena ada pengaruh dari musik rap dan hiphop sehingga berdampak pada beberapa brand fashion yang kemudian mengambil pengaruh tersebut dan menciptakan kemeja-kemeja atau pakaian yang bernuansa sporty.

Semisalnya adanya coretan grafiti, artwork atau sentuhan detail yang lebih rebel seperti terdapat zipper atau tag. Begitupun kerah kemeja yang saat ini tidak dibuat konvensial. "Jadi pada kemeja kerahnya bukan konvesional kayak jaket begitu, tetapi ada twist sporty dan gaya hiphop dan rap sehingga menjadi lebih muda dan berani," ungkapnya.

Sementara pria yang lebih bermain ke gaya yang aman atau penyuka gaya klasik, cenderung memilih pakaian yang fit pada badannya. Seperti penggunaan kemeja yang fit, menggunakan outer yang potongannya mirip seperti jaket baseball namun lebih pas di badan dibandingkan jaket bomber yang sempat populer beberapa tahun belakangan ini.

Sementara untuk celana, tren tahun ini lebih ke arah celana yang straight dibandingkan celana skinny yang sudah mulai ditinggalkan. Model celana highwaist juga akan kembali populer dengan bagian bawah lebih melebar dan menggantung sehingga cocok untuk dikombinasikan dengan sepatu sneakers.

Sementara untuk warna, pada 2019 pria akan lebih berani menggunakan warna-warna yang jarang untuk dikenakan sebelumnya. Semisalnya warna-warna pastel dan netral karena biasanya pria memilih menggunakan wara-warna yang cenderung maskulin atau gelap. "Warna tidak ada pengaruh kuat karena untuk pada pria, warna apa saja dipakai. Namun sekarang mereka sudah lebih berani mengenakan warna pastel dan netral," tutur Adi.

Selain itu, berbeda dengan perempuan yang sering kali mengikuti tren berdasarkan bentuk tubuhnya, pria cenderung akan menyukai atau mengikuti gaya berbusana idola mereka dan pakaian seperti apa yang membuat mereka tampil percaya diri. "Mempunyai badan bagus, tetapi asalkan gaya berbusananya pede dan cocok dengan personal style-nya, akan tampil lebih memukau," ungkap Adi. gma/R-1

Tanpa Kehilangan Personal Style

Mengenakan pakaian batik merupakan suatu kewajiban pada hari tertentu di beberapa kantor di Indonesia, tergantung dengan bidang pekerjaan dan perusahaannya. Namun sayangnya, terkadang menggunakan pakaian batik dapat terlihat terlalu formal ketika dipakai untuk busana kantor.

Di samping dikenakan sebagai bentuk menghargai seseorang yang ditemui karena berpenampilan rapi, nyatanya seseorang yang mengenakan batik dapat terlihat seperti orang yang hendak pergi ke acara pernikahan. Itu dikarenakan pemilihan baju batik yang dipakai kurang sesuai.

"Memakai batik biasanya dipadu padankan dengan celana bahan dan sepatu normal malah jadi seperti orang pergi ke acara kondangan. Belum lagi corak batiknya yang tidak merepresentasikan tampilan kerja karena motifnya yang terlalu berat. Tampilan-tampilan seperti itu yang membuat penggunaan batik banyak ditinggalkan sehingga orang beralih mengenakan kemeja," cerita Adi.

Maka dari itu, Ion Akhmad, selaku Men Fashion Stylist menyarankan jika ingin mengenakan batik untuk dijadikan busana kantor, kenakan pakaian batik yang berwarna terang. Ion mengatakan itu karena pakaian batik yang berwarna gelap tampak lebih formal dibandingkan yang berwarna terang. "Kalau untuk acara siang hari ke kantor, harus gunakan baju batik yang warnanya lebih terang seperti warna pastel. Hindari warna gelap seperti hitam, biru tua atau cokelat tua," katanya.

Selain itu, kenakan juga baju batik lengan pendek untuk menambahkan kesan kasual dan tidak terlalu kaku. Di samping warna-warna tersebut mudah dipadupadankan dengan celana berwarna hitam, cokelat tua dan abu-abu, warna celana yang biasanya sering dipilih oleh pria untuk dikenakan.

Adi menambahkan, yang paling terpenting dalam fashion dan style adalah merasa nyaman karena setiap orang memiliki personal style-nya masing-masing. Fashion mencirikan personal style masing-masing orang dan merepresentasikannya sehingga menjadi andalan setiap orang dalam bergaya. Seperti aktor Edward Akbar, yang mengatakan bahwa ia lebih mengedepankan busana yang nyaman karena ia memiliki gambaran atas gayanya yang lebih sederhana.

"(Gaya) sederhana yang mengedepankan kenyamanan dan membuat keseimbangan karena lingkup kerja saya bermain ke masalah psikis," tuturnya. Memiliki jati diri dalam berbusana membuatnya tidak kehilangan dirinya yang sering kali dituntut untuk memerankan karakter orang yang berbeda-beda.

"Karena yang lebih tahu apa yang bagus dipakai itu pria itu sendiri karena mereka punya karakter yang berbeda-beda dan gaya setiap orang akan ada evolusinya," tambah Ion.

Maka dari itu, seorang pria harus menentukan apa personal style yang dimilikinya sehingga dapat mencerminkan siapa dirinya, tanpa meninggalkan perasaan nyaman dalam berbusana. "Fashion itu mencirikan personal style seseorang. Fashion merupakan ekspresi diri mereka juga karena mereka nyaman dan suka," tutup Adi. gma/R-1

Komentar

Komentar
()

Top