Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tren Budidaya Lobster Air Tawar, Harganya Selangit Capai Rp200 Ribu Per Kilogram

Foto : Istimewa

Ilustrasi lobster air tawar.

A   A   A   Pengaturan Font

Program budiaya lobster air tawar ini saat ini juga diajukan dalam kompetisi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2021 yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Program mengangkat judul, Gerakan Budidaya Lobster Air Tawar di Desa Jetis, Gunungkidul Guna Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat dan Potensi Wirausaha Sosial.

Rizky mengungkapkan program yang mereka buat bertujuan untuk membantu mengembangkan potensi masyarakat Kalurahan Jetis, Saptosari, Gunungkidul untuk membuka usaha mandiri. Mereka ingin masyarakat bisa memanfaatkan potensi wisata yang ada di sepanjang pantai Gunungkidul yang selama ini kurang dilirik yaitu usaha kuliner.

"Program kami yaitu Capit Berdaya memiliki lima turunan program yaitu Capit Bisa, Capit Cemerlang, Capit Sejahtera, Capit ELok, dan Capit Pantas yang pada intinya meningkatkan kemampuan masyarakat untuk budidaya lobster air tawar secara mandiri, memahami konsep pengelolaan keuangan, pemasaran, dan pengolahan dari lobster air tawar, serta turut menjaga lingkungan dengan menerapkan reduce, reuse, dan recycle," jelas Rizky.

Rizky menjelaskan budidaya lobster air tawar diharapkan dapat menjadi lapangan kerja baru bagi masyarakat Kalurahan Jetis, Gunungkidul. Sebelumnya, banyak masyarakat yang tidak bekerja sehingga tidak punya penghasilan sama sekali. Masyarakat juga memiliki keterbatasan informasi dan pengetahuan mengenai budidaya lobster air tawar. Potensi wisata yang terus berkembang juga meningkatkan permintaan lobster air tawar untuk memenuhi kebutuhan kuliner wisatawan.

Melalui program ini, masyarakat dapat memperoleh informasi mengenai pembudidayaan lobster air tawar, cara pengolahan menjadi berbagai jenis kuliner, dan pengemasannya," terangnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top