Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kemacetan di Puncak

Transportasi Kereta Gantung Butuh Rp7,31 Triliun

Foto : ANTARA/Yulius Satria Wijaya

Sejumlah pengendara melintas di jalur wisata Puncak yang terpantau padat di Cipayung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (3/3/2022).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) pernah melakukan kajian awal dalam bentuk Outline Business Case (OBC) menyangkut kemungkinan pembangunan kereta gantung untuk mengatasi kemacetan di kawasan Puncak. Pada kajian yang dilakukan tahun 2021 itu untuk membangun kereta gantung dibutuhkan biaya 7,31 triliun rupiah.

Direktur Prasarana BPTJ, Jumardi mengatakan kajian tersebut tidak semata hanya mengenai kereta gantung saja, melainkan juga kajian secara komprehensif tentang bagaimana bentuk transportasi massal berbasis rel yang paling memungkinkan diterapkan di puncak. Karena pembangunan moda berbasis rel di puncak bertujuan mengurangi beban kemacetan lalu lintas berbasis jalan tentu harus mempertimbangkan fungsi yang maksimal sebagai angkutan umum massal.

"Selain itu tentu harus mempertimbangkan karakteristik demand serta faktor teknis yang paling memungkinkan, sehingga akan menarik perhatian investor untuk mendanai. Dengan pertimbangan tersebut hasil kajian merekomendasikan bentuk moda transportasi berbasis rel yang paling memungkinkan untuk dibangun di puncak adalah kombinasi antara Kereta AGT (Automated Guideway Transit) dan kereta gantung (Cable Car)," kata Jumardi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (20/3).

Ia menambahkan salah satu konsekuensi yang timbul jika harus membangun moda transportasi massal berbasis rel di Puncak adalah biaya yang cukup besar. Kajian yang dilakukan BPTJ menyebut pembangunan moda berbasis rel menuju Kawasan Puncak dengan kombinasi Kereta AGT dan Kereta Gantung membutuhkan biaya tak kurang dari 7,31 triliun rupiah.

"Jumlah tersebut terbagi atas pembiayaan pembangunan Kereta AGT sebesar 6,32 triliun dan Kereta Gantung hampir 1 triliun. Jumlah sebesar itu belum termasuk pembebasan lahan yang diperkirakan membutuhkan sebesar 693 miliar rupiah," kata Jumardi.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Sriyono
Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top