Transplantasi Ginjal Babi ke Manusia
Foto: istimewaKeberhasilan transplantasi dari hewan ke manusia atau xenotransplantasi yang dilakukan para peneliti tampaknya akan terus berlanjut. Sebelumnya pada Jumat (7/1), Pusat Medis Universitas Maryland menyatakan berhasil melakukan tranplantasi jantung babi ke manusia bernama David Bennett.
Keberhasilan itu disusul oleh laporan yang dipublikasikan pada jurnal American Journal of Transplantation, Kamis (19/1). Penelitian menyebutkan Universita Alabama di Birmingham (UAB) telah berhasil melakukan xenotranplantasidua ginjal babi ke manusia pada 25 September di NYU Langone Health.
Orang yang ditransplantasi tersebut pada kondisi telah mengalami kematian otak, atau telah mengalami kehilangan semua fungsi otak yang tidak dapat diubah. Yang menggembirakan, setelah dimasukkan, ginjal baru orang tersebut mampu mempertahankan aliran darah dan bahkan menghasilkan urine sampai penelitian berakhir 77 jam kemudian.
"Ini benar-benar menunjukkan bahwa kami memiliki infrastruktur untuk dapat melakukan hal itu," kata Jayme Locke, ahli bedah utama studi baru tersebut dan ahli bedah transplantasi di UAB. Proses standar investigasi akan sama pentingnya dengan menunjukkan bahwa ginjal babi dapat hidup pada manusia.
Transplantasi organ seperti itu sebenarnya penuh risiko. Hal ini karena sistem kekebalan manusia sangat pandai membedakan antara diri sendiri dan organ asing, seperti virus, bakteri aneh, atau organ orang lain dengan melancarkan serangan untuk melawan penyakit.
Namun dalam konteks transplantasi, respons imun yang kuat pada akhirnya dapat menyebabkan tubuh menolak organ baru tersebut. Untuk menghindari hal ini, dokter meresepkan obat penekan kekebalan kepada penerima.
Sayangnya, obat ini juga membuat pasien rentan terhadap virus dan bakteri. "Risiko terbesar adalah [salah menghitung] keseimbangan antara penolakan dan infeksi ini," kata spesialis transplantasi ginjal di Universitas Johns Hopkins, Dorry Segev, yang tidak terlibat dalam penelitian seperti dikutip ScientificAmerican.
Untuk pasien yang menerima organ bukan manusia, risiko prosedur xenotransplantasiberlipat ganda. Transplantasi ini dapat memicu fenomena yang disebut penolakan hiperakut, di mana tubuh mulai menyerang organ baru secara agresif dalam beberapa jam atau bahkan beberapa menit setelah operasi.
"Ini jenis penolakan yang berbeda. Dan itu adalah penghalang mendasar," kata Paige Porrett, Direktur Allotransplantasi Komposit Vaskularisasi di Institut Transplantasi Komprehensif UAB dan penulis utama penelitian ini.
Tim Porrett mengatasi hambatan ini dengan menggunakan ginjal dari babi desainer dengan 10 kunci genetik untuk membuat organnya lebih cocok untuk manusia. Misalnya, babi donor dilengkapi dengan gen untuk membantu mencegah pembekuan darah dan mengatur kekuatan pembuluh darah.
Gen lain, yang terlibat dalam menanggapi hormon pertumbuhan, dihilangkan untuk memastikan bahwa ginjal yang ditransplantasikan tetap berukuran manusia di dalam penerimanya. "Saya tentu tidak menginginkan ginjal seukuran babi," kata Locke.
Menurut Direktur NYU Langone Transplant Institute, Robert Montgomery, keberhasilan tranplantasi tersebut cukup menggembirakan. Penelitiannya dapat menguji kelangsungan hidup ginjal tunggal pasien yang mengalami koma itu.
Organ berfungsi dengan sukses, dintandai dengan kemampuan membuang limbah dari darah dalam bentuk urin. Uniknya organ itu dilekatkan ke pembuluh darah di kaki bagian atas penerima daripada ditanamkan di perut, tempat ginjal biasanya berada.
Sebaliknya, tim UAB menjalankan prosedur transplantasi klinis lengkap, mulai dari menilai kompatibilitas organ hingga mengeluarkan ginjal penerima dan menggantinya dengan xenotransplantasi. Para peneliti juga berusaha keras untuk memastikan bahwa babi donor dibesarkan di fasilitas bebas patogen, dan seluruh prosesnya ditinjau oleh dewan etika. "Kadang-kadang itu terasa lebih sulit daripada sains sebenarnya yang kami lakukan," kata Porrett.
Transplantasi itu sendiri berjalan lancer. Ginjal tidak menunjukkan tanda-tanda penolakan hiperakut dan bahkan mulai berfungsi. Dalam 24 jam, ginjal kanan menghasilkan sekitar 700 mililiter urinkira-kira sebanyak rata-rata orang dewasa dalam sehari.
Ginjal kiri hanya menghasilkan beberapa mililiter pada hari pertama tetapi menjadi lebih aktif pada hari kedua. Namun, ini tidak terduga, kata Locke, karena fungsi yang tertunda hingga satu minggu terkadang terjadi pada transplantasi manusia ke manusia.
Menjaga tubuh tetap berjalan selama lebih dari seminggu setelah kematian otak biasanya sulit. Montgomery mencatat bahwa ginjal mengembangkan gumpalan darah kecil yang disebut trombus fibrin, yang kemunkinan akibat dari kondisi pasien.
Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan sebelum xenotransplantasi menjadi rutinitas di masa depan. Menurut Locke dan Segev diperkukan setidaknya lima hingga 10 tahun penelitian lagi sebelum ginjal babi berpotensi menjadi arus utama.
Keduanua sepakat telah terjadi kemajuan sangat menggembirakan. "Kita mungkin akan segera mendekati hari ketika hampir 100.000 orang Amerika dalam daftar transplantasi organ tidak lagi harus menunggu terkadang selama bertahun-tahun atau sia-siauntuk donor manusia," ujar dia. Locke. hay
Berita Trending
- 1 Hati Hati, Banyak Pengguna yang Sebarkan Konten Berbahaya di Medsos
- 2 Buruan, Wajib Pajak Mulai Bisa Login ke Coretax DJP
- 3 Arsenal Berambisi Lanjutkan Tren Kemenangan di Boxing Day
- 4 Gerak Cepat, Pemkot Surabaya Gunakan Truk Tangki Sedot Banjir
- 5 Tanda-tanda Alam Apa Sampai Harimau Sumatera Muncul di Pasaman dengan Perilaku Unik
Berita Terkini
- Percepat Swasembada Pangan, 130.000 Ha Lahan Pertanian Lampung Dibangun Irigasi
- Ronaldo Sebut Gelar Ballon d'Or 2024 untuk Rodri Tidak Adil
- Ronaldo Raih Globe Soccer Award sebagai Top Scorer Sepanjang Sejarah
- Jadwal Liga Inggris: Manchester City Hadapi Leicester, MU Jamu Newcastle
- H+2 Natal, Lalu Lintas di Semua Ruas Tol Regional Nusantara Meningkat