Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 27 Des 2021, 15:14 WIB

Trah HB II Sayangkan Situs Peninggalan Sultan HB II Banyak yang Rusak

Situs Pesanggrahan Sonopakis tampak terbengkalai

Foto: Istimewa

JAKARTA - Keluarga besar keturunan Sri Sultan Hamengkubuwono II (Trah HB II), menyayangkan banyak peninggalan Sri Sultan Hamengkubuwono II banyak yang tak terawat dan rusak. Hasil survey Trah HB II di Yogyakarta dan sekitarnya melihat banyak peninggalan Sultan HB II yang terbengkalai begitu saja.

Demikian pernyataan dari Fajar Bagoes Poetranto, Sekretaris Pelaksana Pengusulan Sri Sultan Hamengkubuwono II Pahlawan Nasional pada rilis media yang diterima Koran Jakarta, Senin (27/12).

Fajar Bagoes mengatakan, Sultan HB II sangat berjasa ketika peristiwa perang atau Geger Sepehi tahun 1812. Karena Kraton diserang tentara Inggris, Sultan HB II mempertahankan wilayah, kehormatan, harkat dan martabat seluruh rakyat.

"Sayangnya kami justru melihat secara jelas bahwa bukti-bukti sejarah artefak peninggalan Sultan Hamengkubuwono I dan II yang seharusnya dilindungi sebagai cagar budaya pada kenyataannya tidak menjadi perhatian khusus. Buktinya di Gua Siluman adanya pembiaran kerusakan situs artefak dengan adanya pembuangan limbah industri rumah tangga," Jelas Bagoes.

Tentu saja ini menjadi keprihatinan yang sangat mendalam bagi Bagoes dan tim Trah HB II. "Kami merasa prihatin. Kami meminta pemerintah provinsiuntuk segera melakukan tindakan konkret karena gua siluman menjadi cagar budaya yang dilindungi oleh undang-undang," katanya.

Lebih lanjut Bagoes juga menyebutkan terhadap pesanggrahan Sonopakis harus segera dilakukan inventarisasi aset. Apabila terbukti tidak ada kepemilikan yang sah terhadap tanah sekitar situs, maka harus dilakukan tindakan tegas.

Sementara itu KRT. Manu J. Widyaseputra, atau akrab disapa Romo Manu juga berpendapat bahwa pemerintah musti peduli terhadap situs-situs Hamengkubuwono I dan Hamengkubuwono II seperti Kedhaton Ambarketawang di Ambarketawang, Gamping Sleman; Pesanggrahan Rejakusuma di Desa Sanapakis Utara Kasihan Bantul; Pesanggrahan Umbulharja di Kecamatan Umbulharja, Yogya Kota; Pesanggrahan Guwa Siluman di Gedhong Kuning, Kota Gedhe Yogya Kota; Situs Nagabanda di Rejawinangun, Umbulharja, Yogya Kota.

"Kedaton Ambarketawang dipergunakan sebagai tempat tinggal HB I dan keluarga sembari menunggu jadinya kraton di Hutan Beringan. Pesanggrahan-pesanggrahan dimanfaatkan oleh HB II untuk samadhi selama persiapan beliau menjadi raja Yogyakarta," tutur Romo Manu.

Data tentang keberadaan situs-sotus saat ini sudah tidak utuh lagi, sambung Romo Manu, sehingga diperlukan rekonstruksi kelengkapan situs-situsdari sumber-sumber tekstual.

"Babad Ngayogyakarta 1 & 2 agar dapat dimengerti naratif arsitekturalnya, agar kaitannya dengan aktivitasHB II sebagai putra mahkota dan raja Yogya dimengerti dengan utuh. Keutuhan informasi itu merupakan sarana yang sangat penting untuk memahami keberadaan beliau sebagai Nayaka, 'pahlawan' bagi Nusantara ini," tegas Romo Manu. (YK/N-3)

Redaktur: Eko S

Penulis: Eko S

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.