Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Asmat Melihat Dunia

Tradisi Ukir yang Menembus Mancanegara

Foto : foto-foto: Dok. Panitia Asmat Melihat Dunia
A   A   A   Pengaturan Font

"Kesenian dan budaya Asmat sudah terkenal di seluruh dunia. Bahkan, nama Asmat bagaikan figur/sosok selebritis yang banyak mengisi berbagai museum ethnography. Kehadiran kesenian Asmat nyaris seperti lagu wajib. Artefaknya hadir di mana-mana, khususnya di negara-negara maju. Namun, apakah Asmat telah dikenal baik di Indonesia? Rasanya pertanyaan ini perlu dijawab, khususnya oleh Generasi zaman now," ungkap Yori Antar.

Asmat Melihat Dunia dibagi menjadi enam area berdasarkan tema karyanya, yaitu People, Home & Culture, Warrior, Asmat & Modern Approach, Tree, dan Water. Ukiran tema People mewakili leluhur, kerabat atau tokoh yang dihormati; Home & Culture mencakup bentuk Rumah Jeuw yang sakral dan dipercaya pertama kali dibangun Dewa Fumeripitsj, serta Eme (tifa) yang bunyinya mengiringi tarian-tarian Asmat; Warrior merefleksikan panggilan jiwa lelaki Asmat yang membaktikan diri untuk berburu dalam bentuk tombak, busur, dan panah sebagai senjatanya; Asmat & Modern Approach mempersembahkan kepiawaian Asmat dalam mengembangkan daya artistik ukiran menjadi lampu; Tree mewakili pedoman hidup Asmat yang bertumpu pada alam yang lestari, terutama pohon yang juga dijadikan refleksi dalam hidup mereka; dan Water dipersembahkan dalam ukiran berbentuk perahu, menceritakan kemenangan Dewa Fumeripitsj di atas perahu lesung dalam pertarungan dengan buaya, serta keyakinan Asmat bahwa perahu merupakan kendaraan para leluhur menuju surga.

Mengenai konsep acara dan pameran Asmat Melihat Dunia, Jenfilia S. Arifin dari YWCN Youth menambahkan, akan lebih menarik, bila karya seni dan budaya itu disajikan sesuai dengan trend masa kini, sehingga mendapatkan perhatian lebih luas dari anak-anak muda. "Asmat Melihat Dunia dikemas sedemikian rupa dengan konsep kekinian, sehingga dapat memunculkan seni dan budaya Asmat lebih kepermukaan," ujarnya. pur/R-1

Diminati Dunia Internasional

Banyak suku di Papua ini harus membiasakan diri hidup di bawah garis kemiskinan. Lantaran sudah kental dengan stigma itu, hal-hal hebat tentang mereka pun tertutupi. Termasuk kehandalan orang-orang Asmat dalam seni ukir yang sebenarnya sudah diakui dunia. Bahkan tersimpan pada museum New York. Berikut beberapa diantaranya.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top