![](https://koran-jakarta.com/img/site-logo-white.png)
Tolak Mundur, Ketum PSSI: Laga Tragedi Kanjuruhan Bukan Tanggung Jawab Saya
Ketua Umum (Ketum) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
Foto: Dok. PSSIKetua Umum (Ketum) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan dengan lugas menegaskan bahwa dirinya tak terkait dengan Tragedi Kanjuruhan.
Hal itu diungkapkan sebagai jawaban atas desakan publik yang meminta agar dirinya mundur dari jabatan sebagai Ketum PSSI usai penyelenggaraan pertandingan Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya yang merenggut nyawa 131 jiwa.
Sosok yang akrab disapa Iwan Bule itu menuduh desakan untuk mundur dari kursi Ketum PSSI disuarakan oleh banyak publik termasuk warganet yang tidak mengetahui regulasi sepak bola, khususnya di Indonesia. Ia mengklaim tidak akan ada desakan seperti itu apabila publik mengetahui mengenai regulasi tersebut.
"Kalau mereka komentar ini mungkin tidak tahu regulasi, tolong baca di aturan itu. Bagaimana mau mengaitkan dengan saya, kan setiap pertandingan di suatu tempat Panpel (panitia pelaksana pertandingan) yang harus bertanggung jawab," kata Iriawan, pada Selasa (4/10).
Iriawan pun menegaskan bahwa sebagai Ketum PSSI, ia tidak ikut campur dalam urusan teknis. Iriawan juga mengaku tidak bertemu dengan kepolisian dan operator Liga 1 atau PT Liga Indonesia Baru (LIB) untuk mengatur jalannya pertandingan. Menurut Iriawan, pihak panitia pelaksana (panpel) lah yang sepenuhnya bertanggungjawab.
"Ini semua tanggung jawab Panpel, memang begitu aturannya. Kalau netizen ngomong begitu, mohon maaf saya tidak tahu apa dasarnya," tutur dia.
Sebagai informasi, publik mendesak Iriawan mundur dari jabatannya sebagai Ketum PSSI muncul menyusul Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 131 orang. Salah satunya diutarakan oleh Presiden klub Madura United, Achsanul Qosasi. Dalam laman Twitter pribadinya, Achsanul meminta semua jajaran pengurus PSSI mundur dari jabatannya sebagai bentuk tanggungjawab.
"PSSI harus bertanggung jawab dan semua pengurusnya harus mundur sebagai respek terhadap korban dan keluarganya," tulisnya pada Minggu (2/10).
Senada, Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso juga mendesak Iriawan untuk melepas kursi Ketum PSSI. Sugeng menilai Iriawan harus bertanggung jawab penuh atas Tragedi Kanjuruhan yang menjadi peristiwa terburuk dalam sejarah sepak bola nasional, bahkan menjadi bencana stadion dengan jumlah kematian tertinggi kedua di dunia.
Berita Trending
- 1 PLN UP3 Kotamobagu Tanam Ratusan Pohon untuk Kelestarian Lingkungan
- 2 Belinda Bencic Raih Gelar Pertama
- 3 Ada Efisiensi Anggaran, BKPM Tetap Lakukan Promosi Investasi di IKN
- 4 Regulasi Pasti, Investasi Bersemi! Apindo Desak Langkah Konkret Pemerintah
- 5 Mantan Kadisbudpar Cianjur benarkan diperiksa Polda Jabar soal Cibodas
Berita Terkini
-
Vena Wasir Center Buka Cabang Ke 37 di RSIA Tambak, Jakarta
-
Kemendiktisaintek Minimalisasi Pemangkasan Dana Riset
-
Presiden Prancis Emmanuel Macron Konfirmasi Kunjungan ke Indonesia
-
DAMRI Buka Rute Baru, Hubungkan PIK 2 dan Stasiun KCIC Halim
-
2024, Bank DKI Tumbuh Solid Dengan Fundamental Keuangan yang Semakin Kuat