Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tokoh Pejuang Demokrasi Berpulang, AHY Ucapkan Duka Cita Atas Meninggalnya Wimar Witoelar

Foto : ANTARA/Nur Imansyah

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengenang mendiang Wimar Witoelar, juru bicara Presiden Republik Indonesia Keempat Abdurrahman Wahid periode 1999-2001, sebagai sosok yang gigih memperjuangkan demokrasi dan kebebasan berpikir di Tanah Air.

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengucapkan duka cita dan mengenang mendiang Wimar Witoelar, juru bicara Presiden Keempat Republik Indonesia Abdurrahman Wahid periode 1999-2001, sebagai sosok yang gigih memperjuangkan demokrasi dan kebebasan berpikir di Tanah Air.

"Beliau adalah salah satu tokoh masyarakat sipil yang gigih memperjuangkan demokrasi, kebebasan berpikir, dan berekspresi sejak jadi wartawan, talkshow host (pemandu acara TV, Red) hingga jubir Presiden Gus Dur," kata AHY lewat unggahannya di media sosial Twitter @AgusYudhoyono sebagaimana dipantau di Jakarta, Rabu.

AHY menambahkan jasa-jasa Wimar Witoelar akan selalu dikenang oleh seluruh rakyat Indonesia.

Wimar, lahir di Padalarang, Jawa Barat, 14 Juli 1945 dari pasangan RA Witoelar Kartaadipoera dan Toti Soetiamah. Ia sempat berkuliah di jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung pada 1963, tetapi tidak selesai.

Walaupun demikian, Wimar sejak masa kuliah terkenal aktif berorganisasi dan ia pernah memimpin beberapa organisasi kemahasiswaan intrakampus. Wimar pada 1968 terpilih sebagai ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa ITB dan ia juga ditetapkan sebagai Ketua Umum Dewan Mahasiswa ITB periode 1968-1969.

Setelah memilih tak menyelesaikan studinya di ITB, Wimar pergi ke Amerika Serikat dan di sana ia menyelesaikan program sarjana jurusan Teknik Elektro, serta master jurusan Sistem Analisis serta jurusan Keuangan dan Investasi dari George Washington University. Ia kemudian kembali ke Tanah Sir pada 1975 dan memilih mengajar di ITB.

Tidak hanya sebagai pengajar dan juru bicara presiden, Wimar juga dikenal luas sebagai pemandu acara "Perspektif" yang tayang di SCTV pada 1994 sampai kemudian berhenti pada 1995.

Tidak hanya itu, Wimar juga aktif menulis kolom di berbagai surat kabar di dalam dan luar negeri, serta beberapa buku.

Wimar meninggal dunia pada pukul 09.00 WIB, Rabu, di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta, setelah sempat kritis beberapa hari.

"Terima kasih doanya untuk semua teman-teman dan sahabat WW (Wimar Witoelar) di mana pun berada. Mohon dimaafkan segala kesalahan WW. WW sudah pergi menghadap Tuhan YME dengan tenang pukul 09.00 pagi ini, Rabu, 19 Mei 2021," kata Direktur InterMatrix Communication (IMX) Erna Indriana mengonfirmasi kabar berpulangnya Wimar Witoelar lewat pesan tertulisnya di Jakarta, Rabu.

Ia menerangkan jasad Wimar rencananya akan dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta. Namun, Erna belum dapat memberi informasi lebih lanjut mengenai waktu pemakaman.

Informasi yang sama turut diberikan oleh Ketua Yayasan Perspektif Baru Hayat Mansur lewat keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.

Hayat meminta para kerabat dan sahabat yang ingin memberi penghormatan terakhir saat pemakaman, agar dapat tetap mematuhi ketentuan protokol kesehatan demi mencegah penyebaran COVID-19.

"Kami mengimbau bagi kerabat dan sahabat yang ingin memberikan penghormatan terakhir dan doa dapat dilakukan saat pemakaman dengan tetap harus mematuhi protokol kesehatan," kata Hayat menegaskan.

Wimar, pemilik Biro Konsultan IMX dan pendiri Yayasan Perspektif Baru, wafat pada usia 75 tahun, setelah ia didiagnosis mengalami sepsis - kondisi medis yang disebabkan oleh peradangan karena infeksi di dalam tubuh.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top