Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 21 Feb 2018, 01:00 WIB

Titik Temu Peradaban Timur - Barat

Kedaton Tidore

Foto: koran jakarta/Dini daniswari

Cerita di suatu daerah dapat menjadi penyambung lidah untuk menarik wisatawan. Cerita yang dipilih bisa cerita dari masa lalu maupun masa kini. Karena, cerita selalu memiliki daya tarik.

Barangkali belum lepas dari ingatan kita, tentang ketenaran Film Laskar Pelangi yang diangkat dari novel karya Andrea Hirata. Film yang menceritakan kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah di SD dan SMP Muhammadiyah di Belitung mampu menyedot sebanyak 4,6 juta penonton.

Film Laskar Pelangi tidak hanya berhenti sebagai tontonan di bioskop. Melalui film ini, daerah Bangka Belitung yang semula dikenal sebagai penghasil timah mendadak berubah menjadi daerah wisata.

"Kalau orang lain membangun hotelnya dulu, saya berpikir sebaliknya membangun ceritanya dulu. Maksudnya, biar orang datang, nanti wisatawan cari hotelnya. Nggak perlu dijodohjodohkan," ujar Hilmar Farid, Dirjen Kebudayaan, Kemdikbud dalam sambutannya di Seminar Nasional Tidore-Ternate Titik Temu Peradaban Timur - Barat, di Aula Sultan Nuku, Pemerintahan Kota Tidore, pekan lalu, tentang upaya untuk membangun daerah wisata.

Cerita menjadi kekayaan negeri ini di samping kekayaan alam dan budaya. Karena melalui keragaman budaya akan meluncur berbagai cerita kehidupan masyarakatnya.

Bahkan lembaga luar negeri telah mengakui keragaman cerita di Tanah Air menjadi sebuah kekuatan super. Budaya menjadi tombak negeri ini dikancah global.

Di masa penjajahan,Tidore merupakan daerah yang diperebutkan bangsa barat. Kekayaan rempah yang dimilikinya mendorong bangsa barat untuk menguasai daerah ini. Fernando de Magelhaens merupakan orang Eropa pertama yang berlayar dari Eropa ke Asia, khususnya Maluku untuk mencari negeri rempah.

Pada 8 November sampai 18 Desember 2021 akan menjadi peringatan 500 tahun ekspedisi Magelhaens. Napak Tilas Expedisi Laut Terbesar Dunia akan menandai rangkaian peristiwa tersebut. "Di 2021 nanti, Tidore akan dilewati ekspedisi laut terbesar dari Napak Tilas 500 tahun," ujar Hendardji Soepandji, Ketua Umum Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN).

Untuk menyambut rangkaian ekspedisi, KSBN didukung pemerintah daerah dan pemerintah pusat akan memperingati peristiwa bersejarah dalam Sail Tidore. Kegiatan ini akan melibatkan jaringan Global Network Magelhaens City (GNMC) yang diikuti 23 kota dari 15 negara. Pengembangan wisata bahari dapat dimulai dari Masjid Al Munawwaroh (Ternate), Pulau Maitara dan foto-foto: dok. koleksi tropen museum koran jakart a/Dini daniswari koran jakart a/Dini daniswari koran jakart a/Dini daniswari koran jakart a/Dini daniswari Tidore, Teluk Jailolo, Danau Laguna (Ternate) dan Douglas Mac Arthur Morotai.

Semangat Keterbukaan

Peradaban bukan sekedar kebanggaan masa lalu. Namun, peradaban digunakan untuk mengembangkan wilayah di masa kini. Hal tersebut yang dilakukan Nusa Tenggara dan sekitarnya (NTT,NTB dan Bali) untuk membangun daerahnya dari wilayah miskin menjadi ikon Internasional.

Mereka tidak melepaskan ikatan peradaban yang pernah terjadi di wilayahnya. Peradaban digunakan untuk menyambung antara wilayah dengan dunia Internasional. Taufik Rahzen, Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Destinasi Prioritas Nasional mencontohkan pembangunan pesantren bertaraf internasional yang dilakukan Din Syamsuddin, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah di Sumbawa, NTB.

Sumbawa yang memiliki ikatan dengan Afrika Selatan karena Raja Sumbawa dibuang di negara tersebut berupaya untuk menyambung ikatan kembali. Melalui pesantren yang usianya baru tiga tahun sengaja mengundang mahasiswa internasional dari 60 negara. "Ada semangat terbuka," ujar dia tentang makna dari hubungan tersebut.

Hal serupa dilakukan Universitas Teknologi Sumbawa. Universitas tersebut setiap tahun memberikan beasiswa kepada 200 siswa dari seluruh Nusantara. Sementara, dosen-dosennya dikirim sekolah ke luar negeri, seperti Boston maupun Massachusetts.

Upaya-upaya tersebut membuat Sumbawa serta Nusa Tenggara dan sekitar mampu melakukan perubahan. Adanya perubahan berdasarkan kultur literasi membuat mereka memiliki kemampuan minimal untuk mengetahui budaya tanpa rujukan.

Sayangnya, tidak banyak yang memiliki kultur literasi seperti ini. "Kita kekurangan dasar kultur literasi," ujar dia tentang daerah yang sulit melakukan perubahan.

Daerah Nusa tenggara bukan daerah kaya, mereka terkenal sebagai daerah kering dan miskin. Daerah tersebut juga merupakan bekas jajahan, Bali dijajah Jawa, NTB dijajah Gowa, begitu juga dengan Flores. "Namun ada momentum baru yaitu gelombang kebudayaan yang bernama Pariwisata, sekarang mereka menjadi ikon internasinal," ujar dia.

Pariwisata telah memungkinkan pertemuan barat dan timur di daerah Nusa Tenggara, bukan Jakarta atau Sumatera. Sebanyak 67 persen pariwisata di Indonesia terdapat di Nusa Tenggara. Semua bandara besar dan ikon internasional berada di kawasan tersebut.

"Flores menjadi tempat wisata terbaik untuk perjalanan ecotourism. Sumbawa ini tahun ketiga untuk resort terbaik di seluruh dunia," ujar dia.

Tidore yang terkenal dengan kekayaan rempah-rempahnya justru tidak membangun keterkaitan peradaban tersebut. Maka, Ekspedisi Magelheans diharapkan dapat menjadi momentum untuk membangun peradaban yang pernah terjalin demi menunjang pariwisata.

Membangun Manusia melalui Museum

Museum tidak sekedar tempat penyimpanan benda-benda sejarah dan pengingat sejarah bangsa karena museum dapat bermakna lain. Dari tempat tersebut, setiap masyarakat memiliki kesempatan untuk melihat sejarah melalui cara pandang sendiri bukan cara pandang bangsa lain.

"Ini cara pandang yang sangat penting. Ketika kita berbicara sejarah kita tidak mengandalkan kaca mata orang lain tapi menggunakan cara pandang kita," ujar Hilmar Farid.

Sehingga menjadi tugas besar untuk mengisi museum dengan berbagai bahan dan cerita sejarah. "Museum nanti, kita lengkapi agar dapat mengumpulkan menjadi satu (benda sejarah) supaya masyarakat bisa belajar," ujarnya.

Sejarah dalam negeri yang tidak memiliki budaya literasi seperti di Eropa bukan berarti tidak memiliki catatan sejarah. "Bahwa, ingatan kolektif kita mengambil berbagai macam bentuk tidak selalu dalam bentuk tulisan, bisa gerakan, musik, nada dan seterusnya," tukasnya.

Seperti, pertunjukan tari merupakan ekspresi dari sejarah.Upaya tersebut dilakukan untuk melihat sejarah dari sisi tempat terjadinya sejarah bukan dari kacamata bangsa lain.

Museum memiliki arti penting untuk membangun manusia. Museum akan menjadi landasan solid untuk membangun negara besar dalam bidang seni dan budaya.

Anugerah yang secara lahiriah telah menjadi milik negara kepulauan ini perlu dikumpulkan dan disimpan sebagai tanda sejarah. Di sisi lain, museum akan menjadi daya tarik untuk membangun sektor yang tengah menjadi perhatian pemerintah, yaitu pariwisata. Sektor yang dapat berimbas ke berbagai bidang, diantaranya bidang ekonomi maupun pendidikan. din/R-1

Penulis: Dini Daniswari

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.