Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sarana Transportasi l PT MRT Akan Operasikan 23 Rangkaian Kereta

Titik Depo Belum Putus, MRT Fase II Tetap Lanjut

Foto : Koran Jakarta/Wahyu AP

Stasiun MRT I Pekerja menyelesaikan tahap akhir pembangunan stasiun Mass Rapit Transit (MRT) Dukuh Atas, Jakarta, Senin (14/1). Mass Rapit Transit (MRT) Jakarta fase pertama akan beroperasi pada Maret mendatang atau dua bulan lagi. Namun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta hingga kini belum memutuskan tarif perjalanan MRT.

A   A   A   Pengaturan Font

Pengambilan keputusan titik Depo MRT itu menyusul setelah lahan taman BMW di Jakarta Utara tidak bisa digunakan.

JAKARTA - Titik Depo Mass Rapid Transit ( MRT) belum diputuskan. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, memastikan akan tetap melanjutkan pembangunan moda raya terpadu (MRT) fase II rute Bundaran Hotel Indonesia hingga Kampung Bandan, Jakarta Pusat.

"Sambil kita mematangkan soal lokasi depo, jadi tidak menjadi kendala untuk pembangunan fase II, karena menggunakan depo di Lebak Bulus dan ruang ruang di stasiun di masa off, itu masih bisa dilakukan," ujar Anies di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (14/1).

Menurutnya, MRT itu akan bisa beroperasi optimal sampai dengan di kawasan Kota Tua atau Kampung Bandan sesuai perencanaan. Nantinya, PT MRT Jakarta akan mengoperasikan hingga 23 rangkaian kereta untuk menjangkau penumpang hingga Kampung Bandan. Dalam fase I Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia, MRT akan mengoperasikan 16 rangkaian kereta.

"Jadi, 16 yang sekarang ada ditambah dengan sampai 22 atau 23, itu masih bisa melayani sampai dengan Kota. Karena itu target untuk menyelesaikan sampai ke kota tidak akan ada kendala. Itu masih bisa dihitung simulasinya. Bila nanti beroperasi lebih tinggi lagi, di atas 22, 23 di situ harus kita memiliki depo baru," kata Anies.

Diakuinya, pengambilan keputusan titik Depo MRT itu menyusul setelah lahan taman BMW di Jakarta Utara tidak bisa digunakan. Dia memastikan, pembangunan proyek MRT tidak akan berhenti meski adabeberapa kendala.

"Dan jangan sampai proyeknya terhenti gara-gara nggak ada keputusan depo-nya. Ternyata itu tidak mempengaruhi karena tetap bisa beroperasi sampai dengan 23. Dan 23 rangkaian kereta ini akan bisa mengangkut lebih dari 400 ribu orang perhari, jadi tidak mempengaruhi kapasitas yang akan dikerjakan," jelasnya.

Alternatif

Saat ini, akunya, lokasi Depo MRT fase II baru memiliki dua alternatif. Yakni pembangunan depo di Taman BMW atau di kawasan Ancol, Jakarta Utara. Meski demikian, pihaknya memastikan bahwa pembangunan MRT fase II akan terus berlanjut.

"Mudah-mudahan semuanya lancar. Kemarin ada pertemuan juga dengan Setneg membahas soal Monas dan lainnya. Sejauh ini, (pembangunan cooling tower di Monas) sih nggak ada masalah. Kalau (ijin) tertulis mungkin belum," ungkapnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro), Dwi Wahyu Daryoto, memastikan Depo Moda Raya Terpadu (MRT) fase II tidak akan dibangun di kawasan Taman BMW di Sunter, Jakarta Utara.

Dwi mengatakan Taman BMW akan menjadi lokasi stadion untuk Persija yang memiliki kapasitas 80.000 penonton, sedangkan Depo MRT adalah objek vital nasional yang tentunya tidak bisa dicampur dengan pusat keramaian.

"Pada waktu itu, Pak Anies (Baswedan) sempet bilang bahwa di sana akan dibangun depo. Saya sudah jelaskan bahwa tidak mungkin depo dibangun di sana karena depo itu objek vital nasional, tidak mungkin dicampur dengan pusat keramaian," kata Dwi di Depo LRT Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Namun, Dwi memastikan bahwa angkutan ke stadion itu memerlukan MRT, bukan depo tetapi stasiun. Ketika ditanya kepastian pembatalan pembangunan Depo MRT di Taman BMW, Dwi mengatakan bahwa pertimbangan lainnya adalah lahan yang tidak mencukupi.

"Mestinya tidak, karena pembangunan kawasan yang ada stadionnya itu kan sudah diputuskan, jadi tidak mungkin digabung dengan depo. MRT butuh 12 hektare buat depo, kemudian di kawasan BMW itu cuma 25 hektar. Kalau 12 itu diambil buat depo, berarti tinggal 13 hektare, cukup ntidak untuk stadion dan kawasan lainnya? Kan tidak cukup," pungkas Dwi.pin/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy
Penulis : Peri Irawan

Komentar

Komentar
()

Top