Tiongkok Umumkan Kebijakan Baru Waktu Tidur 10 Jam demi Cegah Miopia Anak
Foto: ANTARA/Xinhua/Ai FumeiBEIJING - Pemerintah Tiongkok meluncurkan sejumlah langkah baru untuk mencegah dan meredam laju pertambahan kasus miopia di kalangan anak-anak, karena rabun jauh masih menjadi masalah sosial di negara tersebut.
Berbagai upaya harus dilakukan guna memastikan siswa taman kanak-kanak (TK) mendapatkan waktu tidur lebih dari 10 jam setiap hari, sementara siswa sekolah dasar (SD) mendapatkan 10 jam penuh waktu tidur setiap hari, demikian menurut sebuah dokumen yang dirilis bersama oleh Kementerian Pendidikan Tiongkok, Komisi Kesehatan Nasional (National Health Commission/NHC) Tiongkok, serta Administrasi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Nasional (National Disease Control and Prevention Administration/NDCPA) Tiongkok pada Oktober.
Siswa TK harus melakukan kegiatan di luar ruangan minimal dua jam setiap hari, dan sekolah-sekolah harus mengatur siswanya agar keluar dari ruang kelas selama jam istirahat, papar dokumen itu.
Dokumen tersebut menetapkan bahwa sekolah-sekolah dasar harus memastikan kepatuhan terhadap kebijakan "pengurangan ganda", yang bertujuan mengurangi pekerjaan rumah yang berlebihan serta durasi les sepulang sekolah bagi para siswa.
Pelajaran daring harus dibatasi menjadi 30 menit per jam pelajaran, dan harus ada jeda setidaknya 10 menit di sela-sela jam pelajaran, sebut dokumen itu.
Qu Jia, Presiden Grup Rumah Sakit Mata Universitas Kedokteran Wenzhou, mengatakan bahwa dokumen itu menunjukkan tekad dan aksi otoritas pendidikan Tiongkok dalam meningkatkan perkembangan siswa secara menyeluruh, serta mencerminkan komitmen yang kuat terhadap pertumbuhan anak-anak yang sehat.
Data statistik resmi terbaru menunjukkan bahwa 51,9 persen anak-anak dan remaja di Tiongkok mengalami rabun jauh atau miopia, meski terdapat sedikit penurunan dalam beberapa tahun terakhir.
Tiongkok sedang menggiatkan upaya untuk mengatasi prevalensi miopia di kalangan anak-anak dan remaja, yang bertujuan untuk mencapai serangkaian target per 2030. Target-target ini termasuk mempertahankan tingkat miopia sekitar 3 persen pada anak-anak berusia enam tahun dan memastikan tingkat miopia di kalangan siswa SD tetap di bawah 38 persen.
Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok merilis dan memperbarui pedoman yang bertujuan menurunkan kasus miopia di kalangan anak-anak, sekaligus meluncurkan kampanye untuk meningkatkan kesadaran akan masalah ini.
Langkah-langkah baru tersebut menekankan pentingnya upaya pencegahan, menyerukan upaya bersama antara pihak otoritas, sekolah, lembaga kesehatan, dan orang tua.
Sekolah-sekolah dasar harus membeli meja dan kursi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa, sedangkan ruang kelas, asrama, dan perpustakaan harus dilengkapi dengan fasilitas pencahayaan yang mendukung kesehatan mata, sebagaimana tertulis dalam dokumen itu.
Taman kanak-kanak harus melakukan tes penglihatan untuk siswa setiap enam bulan sekali dan sekolah-sekolah dasar harus memantau penglihatan siswa dua kali per semester, urai dokumen tersebut.
Berbagai upaya juga harus dilakukan untuk membimbing anak-anak agar meminimalkan penggunaan perangkat elektronik, serta mendorong siswa SD agar menggunakan produk elektronik dengan cara yang ilmiah dan sesuai aturan, imbuh dokumen tersebut. Ant/ Xinhua/I-1
Berita Trending
- 1 Mitra Strategis IKN, Tata Kelola Wisata Samarinda Diperkuat
- 2 Amunisi Sehat, Khofifah-Emil Dapat Dukungan Nakes Muda Jatim!
- 3 Semoga Hasilkan Aksi Nyata, Konferensi Perubahan Iklim PBB COP29 Akan Dimulai di Azerbaijan
- 4 Kepala OIKN Sudah Dilantik, DPR Harap Pembangunan IKN Lebih Cepat
- 5 Keren! Petugas Transjakarta Tampil Beda di Hari Pahlawan
Berita Terkini
- BPBD Jatim-ITS Kaji Fenomena Lubang Penyedot Air di Blitar
- Dongkrak Pemanfaatan Energi Geotermal, ITS Inovasikan Nanofluida
- AS Dukung Indonesia Percepat Permohonan Gabung OECD
- Cegah TBC, Dinkes Bengkulu Ingatkan Warga Jaga Imunitas Tubuh
- Kemendikdasmen: Pendidikan Numerasi PAUD Bukan soal Angka dan Hitungan