Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penelitian Virus Korona

Tiongkok Tolak Kelanjutan Penyelidikan Tentang Asal-usul Covid-19

Foto : GREG BAKER / AFP

TOLAK SERUAN WHO I Petugas dengan pakaian pelindung Covid-19 membantu penumpang yang tiba dengan penerbangan internasional untuk dibawa ke hotel karantina, di Bandara Pudong, Shanghai, Tiongkok, Jumat (13/8). Tiongkok pada Jumat (13/8) menolak seruan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk melanjutkan penyelidikana tentang asal-usul virus korona.

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Tiongkok, pada Jumat (13/8), menolak seruan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk melanjutkan penyelidikan tentang asal-usul virus korona, dengan mengatakan pihaknya mendukung upaya "ilmiah" di atas "politik", untuk mengetahui bagaimana virus itu dimulai.

Tekanan sekali lagi meningkat di Beijing untuk mempertimbangkan penyelidikan baru tentang asal-usul pandemi Covid-19 yang telah menewaskan lebih dari empat juta orang, dan melumpuhkan ekonomi di seluruh dunia sejak pertama kali wabah itu muncul di Wuhan, Tiongkok.

Kunjungan tim pakar internasional WHO ke Wuhan, pada Januari 2021, tertunda dan dipolitisasi. Misi untuk menghasilkan laporan fase pertama, yang ditulis bersama dengan rekan-rekan mereka di Tiongkok itu gagal untuk menyimpulkan bagaimana virus dimulai.

Pada Kamis, WHO mendesak Tiongkok untuk membagikan data mentah dari kasus Covid-19 paling awal untuk menghidupkan kembali penyelidikannya tentang asal-usul penyakit tersebut. Tiongkok membalas, mengulangi posisinya bahwa penyelidikan awal sudah cukup dan bahwa tuntutan untuk data lebih lanjut dimotivasi oleh niat politik daripada penyelidikan ilmiah.

"Kami menentang penelusuran politik dan mengabaikan laporan bersama yang dikeluarkan setelah kunjungan tim ahli WHO ke Wuhan pada Januari. Kami mendukung penelusuran ilmiah," kata Wakil Menteri Luar Negeri Tiongkok, Ma Zhaoxu, kepada wartawan.

Laporan itu mengatakan virus yang melompat dari kelelawar ke manusia melalui hewan perantara adalah skenario yang paling mungkin, sementara kebocoran dari laboratorium virologi Wuhan "sangat tidak mungkin".

Laporan Bersama

Ma menolak saran untuk membuka jalur penyelidikan baru. "Kesimpulan dan rekomendasi laporan bersama WHO dan Tiongkok diakui oleh komunitas internasional dan komunitas ilmiah," katanya.

"Pekerjaan penelusuran global di masa depan harus dan hanya dapat dilakukan lebih lanjut berdasarkan laporan ini, daripada memulai yang baru," tambahnya.

Menghadapi keengganan Tiongkok untuk membuka diri kepada penyelidik luar, para ahli semakin terbuka untuk mempertimbangkan teori bahwa virus mungkin telah bocor keluar dari laboratorium, yang pernah diberhentikan sebagai konspirasi yang disebarkan oleh golongan sayap kanan Amerika Serikat (AS).

Bahkan Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan penyelidikan awal ke laboratorium virologi Wuhan belum berjalan cukup jauh.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, pada Mei, memerintahkan penyelidikan terpisah terhadap asal virus pada komunitas intelijen Amerika Serikat.

Seruan WHO bulan lalu untuk tahap kedua penyelidikan dengan memasukkan audit laboratorium Wuhan membuat marah Beijing, dengan Wakil Menteri Kesehatan, Zeng Yixin, mengatakan rencana itu menunjukkan "tidak menghormati akal sehat dan arogansi terhadap sains".

Sementara itu, ilmuwan Denmark, Peter Ben Embarek, yang memimpin misi internasional ke Wuhan, mengatakan seorang pegawai laboratorium yang terinfeksi saat mengambil sampel di lapangan berada di bawah salah satu hipotesis tentang bagaimana virus itu berpindah dari kelelawar ke manusia.

Dia mengatakan televisi Denmark, TV2, bahwa kelelawar yang dicurigai bukan dari wilayah Wuhan dan satu-satunya orang yang mungkin mendekati mereka adalah pekerja dari laboratorium Wuhan.

Ben Embarek sebelumnya mengakui dalam sebuah wawancara dengan majalah Science bahwa "politik selalu bersama kami" selama perjalanan ke Wuhan, yang terperosok dalam penundaan setelah Tiongkok pada awalnya menghentikan persetujuan untuk masuknya para peneliti internasional.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : AFP, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top